Laris Manis Stoples Bambu Wadah Kue Lebaran Buah Karya Perajin Tulungagung

Laris Manis Stoples Bambu Wadah Kue Lebaran Buah Karya Perajin Tulungagung

Adhar Muttaqin - detikJatim
Jumat, 29 Mar 2024 12:44 WIB
Perajin bambu di Tulungagung membuat stoples wadah kue Lebaran.
Perajin bambu di Tulungagung membuat stoples wadah kue Lebaran. Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim
Tulungagung -

Bambu merupakan bahan kerajinan tangan yang tak lekang peradaban zaman. Di tangan perajin kreatif asal Tulungagung, bambu mampu disulap menjadi stoples unik untuk wadah kue Lebaran.

Tumpukan aneka kerajinan berbahan dasar bambu tampak memenuhi galeri kriya Crafirafi milik Kamirin di Kelurahan Tertek, Kecamatan/Kabupaten Tulungagung. Mulai dari rantang bambu, besek hantaran, songkok bambu, lampion, hingga stoples bambu.

"Saya mengerjakan berbagai jenis kerajinan, bambu, kayu, limbah plastik, dan lain-lain. Kalau dasar saya sebetulnya itu justru kerajinan ukir kayu, tapi sekarang ini permintaan pasar justru banyak yang bambu," kata Kasmirin, Jumat (29/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengalamannya mengolah kerajinan bambu selama 10 tahun terakhir membuatnya cukup dikenal di wilayah Tulungagung dan sekitarnya. Ia juga aktif menjadi mentor kerajinan di belasan sekolah maupun instansi pemerintah.

"Untuk kerajinan yang saya tekuni ini segmentasinya adalah premium, sehingga harus bagus, menarik, unik, kuat, rapi, dan estetik," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Pada momen Lebaran ini, pesanan yang masuk mengalami peningkatan yang signifikan, terutama untuk kerajinan stoples bambu dan rantang bambu.

Stoples bambu karyanya memiliki desain unik. Bambu yang telah dianyam bentuk tabung, dibalutkan pada stoples plastik maupun kaca, sehingga lebih menarik dan meningkatkan estetika ruangan.

"Untuk stoples bambu ini mulai ramai tahun kemarin, ternyata sampai sekarang masih ramai," ujarnya.

Perajin bambu di Tulungagung membuat stoples wadah kue Lebaran.Perajin bambu di Tulungagung membuat stoples wadah kue Lebaran. Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim

Ramadan ini, Kamirin menerima pesanan sekitar 200 stoples yang dihargai Rp 35 ribu/buah. tak hanya itu, ia juga menerima order sekitar 150 rantang atau keranjang hantaran berbahan bambu.

"Kalau rantang bambu itu biasanya untuk hantaran pernikahan, karena setelah ini kan bulan Syawal sehingga banyak yang menikah. Mereka sudah mulai persiapan," jelasnya.

Diakuinya, animo masyarakat untuk memesan stoples bambu cukup tinggi, namun pihaknya sengaja melakukan pembatasan orderan. Hal itu dilakukan demi menjaga kepuasan konsumen.

"Jangan sampai orderan membeludak, tapi tidak bisa menyelesaikan. Lebih baik sesuai dengan kapasitas saja," imbuhnya.

Menariknya, untuk menjalankan bisnis kerajinan ini, Kasmirin bekerja sama dengan 20 perajin binaannya yang tersebar di berbagai kecamatan di Tulungagung.

"Kebetulan saya kan mentor kerajinan, nah anak-anak didik saya itu saya ajak bekerja sama dengan sistem kluster, saya sesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Sehingga ketika saya dapat order maka saya pesan barang setengah jadi ke mereka," katanya.

Sistem kerja simbiosis mutualisme tersebut dinilai cukup efektif untuk menuntaskan pekerjaan. Sekaligus memberikan pemberdayaan kepada perajin yang menjadi mitranya.

"Jadi klusternya beda-beda, ada yang spesialis anyaman bambu, ada yang spesialis anyaman plastik, dan sebagainya. Saya tidak sekadar bekerja sama, tapi juga membina mereka, misalkan ada kesulitan apa atau membuat kreasi apa, kami biasa konsultasi," ungkapnya.

Pria yang aktif di lembaga zakat NU ini mengaku, untuk pemasaran produk kerajinan premium miliknya lebih banyak dipasarkan untuk pasar lokal. Ia pun masih banyak mendapatkan order secara luring.

"Banyak yang offline, kenapa, karena kami menerima pesanan sesuai keinginan konsumen. Konsumen minta bentuk ini itu, ya kami layani. Kalau untuk pangsa pasar luar negeri sebetulnya juga pernah dapat," imbuhnya.




(irb/dte)


Hide Ads