Salah satu perajin keripik jamur tiram di Desa Bendiljati Wetan, Kecamatan Sumbergempol Darwati (44) mengatakan peningkatan permintaan terjadi sejak hari pertama puasa Ramadhan. Bahkan sekarang jumlah permintaan terus mengalami peningkatan.
"Awal puasa itu sudah mulai banyak permintaan," kata Darwati saat dikonfirmasi, Rabu (12/4/2023).
Pada hari biasa Darwati rata-rata memproduksi sekitar 10 kilogram keripik jamur. Saat ini jumlah permintaan melonjak hingga 50 kilogram/hari. Lonjakan itu terjadi seiring banyaknya kebutuhan masyarakat untuk jajanan lebaran. "50 kilogram itu produk jadinya," jelasnya.
Menurutnya untuk memproduksi keripik jamur itu pihaknya biasanya memproduksi sendiri sebagian bahan baku jamur tiram. Namun karena jumlah permintaan yang meningkat ia harus berburu bahan baku ke sejumlah daerah.
"Kalau musim penghujan bahan baku mudah didapatkan, tapi kalau musim kemarau seperti ini mulai jarang, saya biasanya cari di petani jamur di sekitar Tulungagung, bahkan sampai Malang," imbuhnya.
![]() |
Tak hanya kendala pasokan bahan baku, harga pembelian jamur dari petani juga naik. Dari semula Rp 12-13 ribu/kg menjadi Rp 16 ribu/kg. Dalam produksinya, untuk membuat 10 kg keripik jamur ia membutuhkan 20 kg jemur tiram mentah.
"Kemudian untuk tepung terigu juga agak tersendat, stok di toko sering telat. Ini tadi saya sampai beli eceran," jelas Darwati.
Perajin yang telah menggeluti usaha keripik sejak 2018 ini mengaku pada tahun ini produksi keripik lebih budah dibandingkan tahun lalu, karena harga minyak goreng telah kembali normal.
"Kalau tahun kemarin langka dan mahal, sekarang Alhamdulillah lancar," jelasnya.
Darwati mengaku usaha yang dirintis secara mandiri tersebut saat ini telah dipasok hingga luar kota. Bahkan pada momen menjelang lebaran, produknya banyak diorder dari wilayah Jakarta dan sekitarnya.
"Pemasarannya secara online dan offline, saya pasok ke reseller lokal sampai luar kota. Untuk penjualan sendiri banyak dari Tulungagung dan sekitarnya, kemudian Jakarta hingga Kalimantan," katanya.
Pada momen jelang lebaran ini pihaknya menaikkan harga jual produknya, dari semula Rp 65 ribu/kg kini naik menjadi Rp 70 ribu/kg. Keputusan ini sengaja diterapkan karena harga bahan baku jamur juga mengalami peningkatan.
"Alhamdulillah untuk produk kami sudah lengkap izinnya mulai P-IRT, sertifikasi halal dan hak paten merk," jelas Darwati.
(dpe/fat)