Momen bulan suci Ramadan membawa berkah tersendiri bagi perajin hiasan dinding kaligrafi di Tulungagung. Omzet penjualan pun mengalami peningkatan hingga 150 persen.
Saat detikjatim mengunjungi kediaman perajin kaligrafi asal Desa Sumberejokulon, Kecamatan Ngunut, Komarodin dan istrinya tampak sibuk mengerjakan pesanan kaligrafi replika kiswah atau tiruan selubung Ka'bah berukuran 4x5 meter.
Replika kiswah tersebut menjadi order terbesar di bulan Ramadan tahun ini. Untuk menuntaskan pesanan salah satu masjid di Kalimantan tersebut dibutuhkan waktu pengerjaan sekitar satu bulan penuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kiswah ini harganya Rp 16 juta. Ini pakai kain beludru dan untuk kaligrafinya pakai lem silikon atau lem tembak," kata Komarodin, Senin (25/3/2024).
Teknik pembuatan kaligrafi dengan lem tembak ini ditekuni sejak dua tahun terakhir. Proses pengerjaan dilakukan dengan beberapa tahap, dimulai dengan pembuatan sketsa pada kain beludru menggunakan kapur tulis.
![]() |
Selanjutnya, secara hati-hati lem silikon dilelehkan dan dilukiskan pada kain beludru sesuai sketsa. Lelehan lem yang mengeras dan membentuk kaligrafi kemudian dilakukan pewarnaan menggunakan kertas prada berwarna emas maupun silver.
Menurutnya, kaligrafi produksinya terdiri dari dua jenis, yakni silikon dan bordir. Dari kedua jenis itu yang paling banyak diminati pembeli adalah silikon karena harganya lebih terjangkau.
Pada bulan Ramadan ini omzet produksinya mengalami peningkatan signifikan. Jika pada hari biasa hanya mengerjakan empat sampai lima kaligrafi berukuran besar, pada bulan suci ini order yang masuk mencapai lebih dari 10 unit.
"Peningkatannya sekitar 150 persen. Untuk yang paling laris itu kaligrafi ayat 1.000 dinar, kemudian ayat kursi dan selawat," ujarnya.
Komarodin menambahkan, karya kaligrafi produksinya dijual mulai harga Rp 75 ribu hingga puluhan juta. Semakin besar dan sulit proses pengerjaannya, maka nilai jualnya semakin mahal.
"Kalau untuk ayat 1.000 dinar, ayat kursi itu harganya sekitar Rp 750 ribu sampai Rp 800 ribu. Itu untuk silikon. Kaligrafi bordir lebih mahal lagi, contohnya kiswah bordir, antara Rp 10 juta sampai Rp 48 juta, karena pengerjaannya lebih rumit," imbuhnya.
Untuk pemasaran, Komar memanfaatkan media sosial Facebook hingga YouTube. Saat ini, karya kaligrafi Komarodin telah dikirim ke berbagai daerah di Jawa Timur hingga luar negeri.
"Paling banyak yang di Tulungagung dan sekitarnya. Pernah juga kirim ke Amerika dan Qatar," ujarnya.
(irb/fat)