Sudartik tak henti-hentinya bersyukur kala dia kembali membangun usahanya sebagai penjahit pakaian. Perempuan berusia 63 tahun asal Setro Baru I/ 59, Surabaya itu mengikuti program Padat Karya pada awal 2022.
Program Padat Karya merupakan salah satu jurus jitu Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk menekan pengangguran dan kemiskinan. Program ini membantu menggerakkan ekonomi warga berpenghasilan rendah maupun pengangguran.
Sudartik tidak bekerja sendiri. Ia mempekerjakan warga sekitar sebanyak empat orang, Yaitu dua orang perempuan kepala keluarga, satu ibu rumah tangga, dan satu lansia. Ia bersyukur sekarang bisa mendapat penghasilan Rp 7-10 juta per bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bangkit lagi. Dari Pak Eri ini, alhamdulillah. Saya bisa kasih pekerjaan dua janda lansia, satu lansia, dan satu pralansia. Mereka biasanya nggak dapat uang, di sini dapat gaji, orangnya senang. Melihat orang senang kan berkah," kata wanita yang biasa dipanggil Bu Pur ini kepada detikJatim.
![]() |
Sudartik mengatakan, selama mengikuti program padat karya, dia kerap dapat pesanan dari Pemkot Surabaya. Ia menerima dua gelondong kain yang dijahit menjadi 70 seragam sekolah gratis untuk siswa, kaus, rompi, dan lain-lain. Semua ia kerjakan dalam waktu satu hingga dua minggu.
Syukur yang sama juga dipanjatkan oleh Rahmad Agung Wibowo (33) warga Tambaksari Selatan. Ia sukses merintis usaha paving hingga berpenghasilan Rp 6 juta per bulan. Pendapatan itu didapat tak lama setelah ia mengikuti program padat karya pada Juli 2022. Pesanan pun terus berdatangan.
"Program padat karya paving sudah jalan satu tahun empat bulan ini. Sebelumnya buka warung sama jadi ojol, terus dapat undangan MBR, diberi pelatihan padat karya di sini, produksinya juga di sini (komplek Kantor Satgas Pemeliharaan Jalan DSDABM)," cerita Rahmad.
Awalnya dia mendapat pelatihan dari Pemkot Surabaya selama tiga hari. Kemudian dibantu mengurus e-katalog, izin usaha, dan penentuan kelompok. Setelah itu Pemkot Surabaya memberikan orderan.
"Bikin berapa pun setiap hari pasti dibeli. Kalau jadi pabrik, baru bisa melayani selain pemkot," ujar ketua kelompok ini.
![]() |
Dalam sehari, kelompoknya bisa memproduksi paling sedikit 36 meter atau 1.584 balok paving. Paling banyak bisa membuat 46 meter atau 2.024 paving.
Paving yang dibuat untuk mempercantik tatanan jalan di perkampungan Surabaya. Pesanan dari pemkot melalui e-katalog juga selalu ada. Sehingga, ia setiap hari memproduksi paving.
"Pemesanan terus meningkat. Kendala dari mesin kalau ada kerusakan. Kalau hujan malah enak, pasirnya basah nggak perlu disiram air, hemat. Saya sudah mengajukan mesin dan diusahakan tahun depan. Di sini ada ada dua mesin, satu tim satu mesin," jelasnya.
Pemkot Surabaya Buka Lapangan Kerja Lewat UMKM
Selain program padat karya, Pemkot Surabaya juga mengembangkan sayap UMKM ke kancah internasional pada gelaran Piala Dunia U-17 di Indonesia, yang salah satu venue-nya di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Puluhan ribu suvenir diproduksi sehingga meningkatkan perekonomian UMKM.
Seperti UMKM Indo Gift di Jalan Kartini Nomor 123 D, yang kebanjiran permintaan gantungan kunci, magnet kulkas, stan akrilik, hingga kaus. Sejak awal Oktober 2022 usaha milik pasutri Livia Astria dan Andreas Hindarto ini memproduksi ribuan produk.
Ada puluhan model suvenir yang dibuat Indo Gift. Seperti gambar animasi pemain di setiap negara, gambar Stadion GBT, serta Sulo dan Bolo logo Surabaya Hebat menjadi logo pakem dari pemkot.
Produk itu tidak dijual sendiri, melainkan disetorkan ke Surabaya Kriya Gallery (SKG) yang ada di Siola, kemudian disebarkan ke beberapa titik lokasi penjualan, termasuk hotel-hotel. Produksi atas permintaan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan (Dinkopumdag) Surabaya.
"2.000 pieces disetorkan (pada pekan kedua produksi). Kaus, magnet kulkas, gantungan kunci, stan akrilik. Total ada 30-an model. Sudah ada yang disetor 500 pieces ke SKG. Gantungan kunci paling banyak," kata Livia.
Livia berharap bisa lebih mengenalkan produknya lewat gelaran Piala Dunia U-17 di Surabaya. Bahkan, produk-prduknya bisa sampai mendunia.
"Harapannya bisa lebih dikenal nasional, dan semoga bisa internasional. Menambah omzet dan bisa merekrut karyawan lebih banyak dan bangkit dari pandemi COVID-19," harapnya.
Kemiskinan dan pengangguran memang menjadi pekerjaan rumah (PR) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sejak awal kepemimpinannya. Karena itulah dibuat program padat karya untuk mengatasi dua permasalahan itu.
Program padat karya cukup berhasil mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Kota Pahlawan. Tak semata-mata memberikan pekerjaan, program ini juga memberikan pelatihan kepada pesertanya. Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) pun mendapat fasilitas tempat produksi dari aset pemkot.
Hasilnya, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun. Dari 9,68% pada 2021 menjadi 7,62% pada 2022. Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 82,31% pada 2021 jadi 82,74% pada 2022.
(irb/dte)