Wali Kota Eri Cahyadi meminta mal di Surabaya mempekerjakan 40% warga Surabaya. Eri menyampaikan hal itu langsung kepada Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur dan 33 pengelola mal di Surabaya saat membahas percepatan penanganan pengangguran dan penyerapan tenaga kerja.
"Jadi Alhamdulillah saya bersama ketua APPBI Jatim Sutandi Purnomosidi, saya ingin membuka peluang investasi besar di Surabaya. Saya katakan investasi yang masuk di Surabaya juga berdampak pada warga. Apakah nanti ketika tenaga kerja yang masuk adalah orang Surabaya. Kedua, mal yang berkembang pemiliknya bisa melakukan CSR membangun kota," kata Eri setelah pertemuan itu kepada wartawan di Balai Kota, Senin (27/3/2023).
Eri berharap mal di Surabaya dapat menyerap tenaga kerja minimal 40% warga ber-KTP Surabaya. Dengan begitu, maka angka pengangguran di Kota Pahlawan akan menurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Minimal 40 persen, tapi saya yakin di atas 50 persen. Kalau UMKM nggak sampai Rp 4 juta, terus ditandatangani Disnaker, aku seneng, karena sekarang angka penganggurannya dari 9,7 persen menjadi 7 sekian persen. Di tahun ini saya ingin maksimalnya 4 persen, kemudian kemiskinannya bisa turun 2 persen," jelasnya.
Saat ini ada 80-95% mal di Kota Pahlawan yang menyerap tenaga kerja asal Surabaya. Eri mengingatkan kepada warga Surabaya untuk tidak berharap mendapatkan gaji di atas UMK, karena tidak semua rekrutmen nantinya ada di bawah naungan pihak mal.
"Apakah gaji di semua mal itu UMK? Ya enggak, karena di mal itu tidak semua (stan) pengusaha besar, karena ada juga UMKM dan ada juga yang baru merintis. Kalau pengusaha baru mencoba, atau UMKM disuruh gaji Rp 4 juta, ya nggak malah untung, tambah buntung," ujarnya.
Oleh karena itu, Eri meminta Kepala Disperinaker Surabaya untuk hadir mendampingi pemilik stan di mal agar tidak terjadi kesalahpahaman.
"Karena kalau kerja di mal kemudian ada yang digaji di bawah UMK, bisa diserbu malnya. Padahal kan itu UMKM yang diberikan tempat di mal, maka dari itu saya minta Disperinaker untuk mendampingi itu," tuturnya.
Sementara itu, Ketua DPD APPBI Jatim Sutandi Purnomosidi berkomitmen melakukan penyerapan tenaga kerja warga ber-KTP Surabaya. Rata-rata, mal di Surabaya sudah melakukan penyerapan tenaga kerja ber-KTP Surabaya kurang lebih 50-95%. APPBI Jatim bersama Disperinaker Surabaya akan berkoordinasi dengan pemilik stan di mal yang membutuhkan tenaga kerja.
"Kita pasti bisa penyerapan tenaga kerja lebih dari 40 persen, kita optimis sekali. Terutama yang bekerja di bawah naungan mal langsung, pasti akan lebih dari itu," sebutnya.
(dpe/dte)