Pesanan Opak Gadung Asli Blitar Meningkat Saat Ramadhan

Pesanan Opak Gadung Asli Blitar Meningkat Saat Ramadhan

Fima Purwanti - detikJatim
Jumat, 24 Mar 2023 10:45 WIB
produsen kerupuk gadung alias opak gadung
Opak Blitar asli Blitar banjir pesanan (Foto: Fima Purwanti/detikJatim)
Blitar -

Momen Ramadhan menjadi berkah bagi produsen kerupuk gadung alias opak gadung di Kabupaten Blitar. Pasalnya, permintaan atau pesanan opak gadung di Dusun Sadeng, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, meningkat.

Tak heran saat ini, para produsen opak gadung tengah sibuk memproduksi pesanan opak gadung. Seperti yang terlihat di rumah produksi opak gadung milik, Muntiari (47).

Dia mengaku pesanan opak gadung mengalami peningkatan setiap Ramadan dan menjelang Lebaran. Dalam sehari, rata-rata gadung yang diolah sebanyak 2-3 kuintal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya produksi di rumah dengan suami, anak dan dua pekerja lain. Karena banyak permintaan opak gadung jadi harus memproduksi setiap hari," ujarnya kepada detikJatim, Jumat (24/3/2023).

Muntiari mengaku harga opak gadung juga naik tiap momen Ramadhan dan Lebaran 2023. Saat ini, harga opak gadung yang masih mentah (krecek) bisa mencapai Rp 23.000/kg. Sebelumnya, harga opak gadung hanya berkisar Rp 17.000/kg hingga Rp 20.000/kg.

ADVERTISEMENT

"Kalau pas Ramadan dan Lebaran begini memang ada kebaikan harga, karena bahan bakunya juga agak sulit. Kami ambil gadung ini dari Jawa Tengah, di sini sulit," jelasnya.

Mengolah gadung hingga menjadi opak gadung memang tak bisa sembarangan. Produsen harus teliti dalam memproduksi opak gadung agar tidak berbahaya atau beracun.

Menurut Muntiari, salah satu faktor penting dalam produksi opak gadung adalah cuaca. Sebab produsen membutuhkan sinar matahari untuk menjemur opak gadung. Apabila cuaca cerah, maka proses produksi opak gadung hanya membutuhkan waktu tiga sampai empat hari.

"Kalau cuaca panas seperti ini hanya butuh tiga hari untuk proses produksi. Tapi kalau cuacanya mendung atau hujan, bisa lima hari sampai seminggu," terangnya.

Proses pengolahan opak gadung cukup panjang dan rumit. Dimulai dengan mengupas bersih gadung dan dipotong atau dirajang sesuai ukuran. Setelah itu, gadung ditaburi abu yang dicampur dengan garam. Abu untuk menaburi gadung juga pilihan, yaitu abu merang atau abu pelepah tebu.

Selanjutnya, rajangan gadung yang dicampur itu disimpan dalam karung untuk didiamkan semalam agar lemas atau lentur. Keesokan harinya, rajangan gadung yang sudah lentur baru dijemur sampai kering. Setelah kering, gadung dimasukkan lagi dalam karung untuk dicuci di sungai.

Setelah bersih, gadung akan direndam air kembali selama semalam untuk menghilangkan racunnya. Di hari berikutnya, gadung dicuci lagi sampai bersih dan dikukus selama tiga jam.

"Setelah itu dijemur lagi sampai benar-benar kering, kalau sudah kering ya itu sudah jadi opak gadungnya. Baru ditimbang, dikemas dan dijual," tandas Muntiari.




(hil/fat)


Hide Ads