Kasus dugaan pemerasan terhadap rombongan pelajar salah satu SMP negeri di Sleman saat berwisata di Gunung Bromo menjadi sorotan publik setelah rekaman kesaksian mereka tersebar luas di sejumlah grup WhatsApp.
Aksi oknum sopir jip yang meminta uang rokok kepada para siswa itu memicu kecaman dari warganet hingga pelaku wisata setempat, karena dinilai mencoreng reputasi jasa jip Bromo yang selama ini dikenal ramah.
Viralnya video dan pesan berantai tersebut membuat polisi bergerak cepat melakukan penyelidikan. Tak lama kemudian, sopir berinisial D yang mengemudikan jip bernopol D 1191 CN akhirnya mengakui perbuatannya dan meminta maaf.
Berikut rangkuman fakta-faktanya.
1. Rombongan Pelajar Dimintai Uang Rokok Rp 10 Ribu Per Orang
Dalam kesaksian yang beredar, para pelajar mengaku diminta uang rokok oleh sopir jip berinisial D saat perjalanan di Bromo, dan mereka menyampaikan bahwa permintaan itu dilakukan secara langsung kepada rombongan yang sudah terlihat kebingungan saat dimintai bayaran tambahan tersebut.
"Anak-anak itu dimintai Rp 10 ribu. Tapi yang ngasih cuma satu orang saja, itu pun Rp 25.000," kata salah satu pendamping rombongan.
2. Sopir Menegur Siswa yang Mual dan Menyinggung Penumpang Bule
Salah satu siswa menyebut ada temannya yang merasa mual saat perjalanan, dan sopir menegur dengan nada tidak nyaman sembari menyinggung kemungkinan adanya penumpang asing lain yang merasa terganggu oleh bau muntah. Dua kondisi ini memperburuk kenyamanan para pelajar yang sedang berada dalam perjalanan berkelok menuju Bromo.
"Pertama itu kan mual. Terus sopir bilang jangan muntah di situ karena nanti ada penumpang bule yang nggak suka baunya," ujar salah satu pelajar.
3. Jip Rombongan Berada di Urutan Ke-13
Rombongan pelajar menyebut jip yang mereka tumpangi berada di urutan ke-13, dan mereka merasa perjalanan tersebut semakin menegangkan karena sikap sopir yang tidak ramah diperparah dengan kondisi jalur yang berkelok-kelok, sehingga membuat beberapa penumpang semakin pusing.
(irb/hil)