Ambruknya Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo menjadi pelajaran penting bagi pemerintah untuk menaruh perhatian lebih pada kekuatan struktur bangunan pesantren. Menyikapi hal itu, Pemkot Surabaya bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) akan melakukan audit struktur bangunan di 1.100 pondok pesantren di Kota Pahlawan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya menggandeng ITS untuk mengaudit kekuatan struktur bangunan seluruh pondok pesantren di Surabaya. Tujuannya memastikan keamanan para santri selama menempuh pendidikan. Total ada 1.100 ponpes di Surabaya yang terdata di Kemenag.
Eri memastikan, seluruh pondok pesantren tersebut sudah memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Namun, Pemkot tetap ingin memastikan kondisi bangunan sesuai dengan IMB dan memiliki struktur yang kokoh.
"Di seluruh Kota Surabaya, semua pondok yang terdaftar di Kementerian Agama itu sudah ada IMB semua. Tetapi IMB-nya lama, sehingga hari ini kita menyesuaikan, apakah IMB yang lama masih sama seperti kondisi bangunan sekarang atau tidak," kata Eri, Selasa (28/10/2025).
Ketua IKA ITS Jawa Timur itu menyebut, Pemkot Surabaya menjalin kerja sama dengan ITS untuk melakukan pengecekan di seluruh pondok pesantren yang ada di wilayah Surabaya. Menurutnya, pemantauan akan diprioritaskan pada bangunan bertingkat atau yang dulunya rumah biasa tetapi kini digunakan untuk kegiatan mengaji.
"Seperti yang sedang kami kunjungi ini, di kawasan Sidoresmo, dikenal sebagai kawasan pondok. Kami lakukan pengecekan struktur pondoknya," jelasnya.
Nantinya, hasil pemantauan dan audit baru akan menjadi dasar penerbitan IMB sesuai kondisi bangunan terkini. Jika hasil pengecekan ITS menunjukkan bangunan dalam kondisi aman, maka struktur akan digambarkan ulang sebelum IMB baru dikeluarkan oleh Pemkot.
"Jika hasil pengecekan struktur ditemukan ada bagian yang tidak memenuhi standar atau kurang kuat, jikalau ada penguatan-penguatan maka kami juga akan membantu," ujarnya.
Eri menjelaskan, anggaran untuk penguatan struktur bangunan ponpes nantinya akan dilakukan secara gotong royong. Pembiayaan bisa berasal dari APBD atau sumber dana lain seperti wakaf, dengan koordinasi bersama DPRD dan Kemenag.
Tim gabungan dari ITS dan Pemkot Surabaya ditargetkan menyelesaikan pengumpulan data kekuatan struktur ponpes pada akhir November 2025. Jika ditemukan bangunan yang memerlukan perbaikan, maka tindakan akan segera dilakukan.
"Sejauh ini, sudah 15 ponpes yang dilakukan pengecekan dan hasilnya semua sudah masuk dalam kategori aman. Tapi kami tetap mencocokkan dengan IMB yang lama meskipun bangunannya sudah kuat," kata Eri.
Dengan audit dan pengecekan ini, Eri berharap keamanan para santri bisa lebih terjamin.
"Ini upaya kami untuk menjaga keselamatan para santri di Kota Pahlawan," pungkasnya.
Simak Video "Video Update Ponpes di Sidoarjo Ambruk: 3 Santri Tewas-38 Masih Dicari"
(auh/hil)