Selama puluhan tahun, studi kepribadian hanya mengenal tiga kategori populer: introvert, ekstrovert, dan ambivert. Namun, kini muncul istilah baru bernama otrovert yang disebut lebih mewakili sebagian orang yang merasa tak pas berada di tiga label tersebut.
Otrovert digambarkan sebagai individu yang nyaman berinteraksi dalam percakapan mendalam satu lawan satu, ketimbang berada di tengah keramaian. Mereka lebih menghargai kualitas hubungan daripada kuantitas, serta dikenal mandiri, kreatif, dan selektif dalam bergaul.
Selain itu, otrovert biasanya memiliki sifat adaptif, kecerdasan emosional yang baik, serta kepemimpinan yang halus baik di lingkungan pribadi maupun profesional. Mengakui adanya tipe kepribadian otrovert membuka sudut pandang baru tentang perilaku sosial, bahwa tidak semua orang bisa dimasukkan secara rapi ke dalam kategori lama.
Sifat kepribadian yang lebih bernuansa inilah yang membentuk cara kita berinteraksi dengan dunia.
Siapa sebenarnya otrovert?
Istilah 'otrovert' pertama kali diperkenalkan oleh psikiater terkenal di AS, Dr Rami Kaminski, seperti dilaporkan oleh Colombiaone. Istilah ini menggambarkan individu yang tidak merasa memiliki keterikatan kuat dengan kelompok sosial manapun.
"Otrovert sangat ramah dan mampu menjalin hubungan yang sangat mendalam dengan orang lain," ujarnya, dikutip dari Lad Bible.
"Satu-satunya perbedaan sosial terjadi pada kurangnya koneksi dengan kelompok: identitas kolektif atau tradisi bersama."
Otrovert mungkin hadir di pesta atau acara sosial, tetapi biasanya hanya berinteraksi dengan sedikit orang. Mereka lebih mengutamakan hubungan yang tulus daripada sekadar menjadi bagian dari kelompok besar, serta lebih memilih kualitas daripada kuantitas dalam pergaulan.
(auh/hil)