Aturan Ayah Antar Anak ke Sekolah, Begini Perannya

Aturan Ayah Antar Anak ke Sekolah, Begini Perannya

Irma Budiarti - detikJatim
Selasa, 15 Jul 2025 13:45 WIB
Pemerintah Keluarkan Aturan Ayah Antar Anak Hari Pertama Sekolah, Ternyata Ini Manfaatnya
ILUSTRASI AYAH IKUT MENGANTAR ANAK SEKOLAH. Foto: Getty Images/onuma Inthapong
Surabaya - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau BKKBN mengeluarkan aturan baru yang mendorong para ayah untuk lebih aktif terlibat dalam pengasuhan. Salah satunya lewat Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah yang dimulai sejak Senin (14/7/2025).

Gerakan ini ditegaskan dalam Surat Edaran Nomor 7 Tahun 2025 yang ditetapkan pada 10 Juli 2025. Melalui aturan ini, BKKBN ingin menumbuhkan budaya pengasuhan yang lebih kolaboratif, tidak lagi hanya dibebankan kepada ibu.

"Gerakan ini bertujuan untuk memperkuat peran ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak sejak dini. Melalui kehadiran ayah pada momen penting tersebut, tercipta kedekatan emosional yang berpengaruh positif terhadap rasa percaya diri, kenyamanan, dan kesiapan anak dalam menjalani proses belajar," demikian bunyi SE Kemendukbangga/BKKBN Nomor 7 Tahun 2025, dilansir dari detikEdu.

Kehadiran ayah pada momen penting seperti hari pertama sekolah diyakini dapat menciptakan kedekatan emosional yang besar bagi anak. Efeknya, anak akan merasa lebih percaya diri, nyaman, dan siap menghadapi lingkungan belajar baru.

BKKBN mencatat pengasuhan anak di Indonesia masih menghadapi tantangan. Data UNICEF 2021 menunjukkan, 20,9% anak di Indonesia tumbuh tanpa figur ayah. Sementara itu, hanya 37,17% anak usia 0-5 tahun yang diasuh kedua orang tua secara aktif menurut BPS 2021.

Padahal, keterlibatan ayah sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Bukan hanya dalam hal ekonomi, peran ayah dalam keluarga juga berupa dukungan emosional dan sosial untuk anak, maupun sang ibu.

Gerakan Ayah Teladan Indonesia

Dilansir BKKBN, Gerakan Ayah Teladan Indonesia atau disingkat GATI merupakan program nasional yang diinisiasi untuk memperkuat keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan, pendidikan, dan perlindungan anak. Lewat gerakan ini, pemerintah ingin membangun kesadaran kolektif bahwa peran ayah sangat penting bagi tumbuh kembang anak sejak dini.

GATI hadir sebagai upaya mendorong keterlibatan aktif ayah di dalam keluarga, bukan hanya sebagai pencari nafkah, tetapi sebagai pengasuh yang hadir secara emosional dan fisik. Dalam jangka panjang, gerakan ini bertujuan menciptakan keluarga yang lebih harmonis serta melahirkan generasi muda yang sehat, cerdas, dan berkualitas.

Salah satu fokus utama GATI adalah membangkitkan kesadaran masyarakat, khususnya para ayah, bahwa kehadiran mereka sangat dibutuhkan anak, mulai dari masa kanak-kanak hingga remaja. Melalui keterlibatan aktif ayah, diharapkan terbentuk lingkungan pengasuhan yang lebih seimbang dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

Lewat Gerakan Ayah Teladan Indonesia atau GATI, BKKBN mendorong ayah untuk hadir secara utuh dalam kehidupan anak, termasuk terlibat dalam pendidikan sejak usia dini. Momen mengantar anak ke sekolah menjadi simbol bahwa pengasuhan adalah tanggung jawab bersama.

Peran Ayah dalam Keluarga

Meski selama ini pengasuhan kerap dikaitkan dengan peran ibu, ayah sebenarnya memegang peranan penting yang tak bisa digantikan. Berikut ini lima peran utama ayah dalam keluarga dirangkum dari berbagai sumber.

1. Figur Perlindungan dan Rasa Aman

Ayah sering dipandang sebagai pelindung keluarga. Kehadirannya memberi rasa aman bagi anak, terutama saat menghadapi situasi baru atau menantang. Anak yang merasa dilindungi cenderung lebih berani dan percaya diri dalam menjelajahi lingkungan.

2. Penanam Nilai dan Kedisiplinan

Dalam banyak keluarga, ayah menjadi sosok yang menanamkan nilai tanggung jawab, integritas, dan kedisiplinan. Bukan dengan cara keras, tapi lewat contoh nyata dalam keseharian, seperti tepat waktu, jujur, dan konsisten dalam mengambil keputusan.

3. Sumber Dukungan Emosional

Meski sering dianggap lebih "kaku", ayah yang terlibat secara emosional punya dampak besar bagi perkembangan mental anak. Dukungan ayah saat anak gagal, jatuh, atau menghadapi tekanan akan membentuk ketangguhan emosional yang kuat di kemudian hari.

4. Rekan Bermain dan Belajar

Interaksi fisik dan permainan bersama ayah, seperti bermain bola, merakit mainan, atau membaca buku bersama, mampu menumbuhkan kelekatan emosional. Selain itu, anak juga belajar kemampuan sosial, kerjasama, dan empati lewat interaksi santai bersama ayah.

5. Teladan bagi Anak Laki-laki dan Perempuan

Bagi anak laki-laki, ayah menjadi contoh bagaimana menjadi pria dewasa. Sedangkan bagi anak perempuan, ayah membentuk standar bagaimana laki-laki seharusnya memperlakukan perempuan. Kehadiran ayah yang suportif membantu membentuk konsep diri dan harga diri anak.




(auh/irb)


Hide Ads