Fenomena Gerhana Bulan Total 2025: Waktu, Lokasi, dan Cara Menyaksikannya

Fenomena Gerhana Bulan Total 2025: Waktu, Lokasi, dan Cara Menyaksikannya

Irma Budiarti - detikJatim
Sabtu, 12 Jul 2025 22:00 WIB
Fenomena gerhana bulan total terjadi di berbagai negara di dunia. Keindahannya sanggup membuat siapa pun terkagum-kagum.
Fenomena gerhana bulan total. Foto: Getty Images
Surabaya - Fenomena alam langka akan kembali menghiasi langit Indonesia. Gerhana bulan total biasanya bisa disaksikan langsung mulai malam hari hingga dini hari, dan dapat diamati dari seluruh wilayah Indonesia tanpa bantuan alat khusus.

Gerhana bulan total terjadi saat seluruh permukaan Bulan tertutup bayangan inti Bumi atau umbra. Pada fase puncaknya, Bulan akan tampak berwarna merah tembaga atau yang dikenal sebagai blood moon, menjadikan malam itu momen istimewa bagi para pengamat langit.

Jadwal Gerhana Bulan 2025

Tahun 2025 menjadi momen menarik bagi pencinta astronomi, karena terjadi dua kali gerhana bulan. Gerhana bulan pertama sudah terjadi pada 14 Maret 2025, sementara gerhana bulan kedua akan terjadi pada 7 September 2025 dan dapat diamati dari seluruh wilayah Indonesia.

Gerhana bulan pertama dengan wilayah visibilitas mencakup Pasifik, Amerika, Eropa Barat, dan Afrika Barat. Saat itu, Bulan memasuki bayangan Bumi dan tampak memerah, menciptakan pemandangan menakjubkan bagi masyarakat di wilayah yang beruntung menyaksikannya.

Sementara itu, gerhana bulan kedua pada 7 September 2025 dan akan lebih istimewa bagi masyarakat Indonesia. Menurut Pusat Riset Antariksa BRIN, fenomena ini bisa disaksikan dari seluruh penjuru Indonesia mulai pukul 22.30 WIB hingga 03.30 WIB keesokan harinya.

Dengan dua gerhana bulan yang terjadi dalam setahun, langit malam 2025 menawarkan pertunjukan alam yang langka dan memukau. Masyarakat pun diimbau untuk tidak melewatkan kesempatan menyaksikan langsung peristiwa langit ini.

Jenis-jenis Gerhana Bulan

Gerhana bulan adalah salah satu peristiwa alam yang sangat menarik untuk diamati. Fenomena ini terjadi ketika Bulan, Bumi, dan Matahari berada dalam satu garis lurus. Pada saat itu, Bumi berada di tengah-tengah dan bayangannya jatuh ke permukaan Bulan.

Akibatnya, Bulan menjadi redup, sebagian tertutup bayangan, atau bahkan tampak berwarna merah tua. Tapi, tidak semua gerhana bulan terlihat sama. Ada tiga jenis gerhana bulan, dan masing-masing punya ciri khasnya sendiri. Berikut jenis-jenis gerhana bulan dirangkum dari Kemdikbud.

1. Gerhana Bulan Total

Ini adalah jenis gerhana bulan yang paling dramatis dan paling mudah dilihat dengan mata telanjang. Gerhana bulan total terjadi ketika seluruh bagian Bulan masuk ke bayangan inti Bumi, yang disebut umbra. Pada saat ini, Bulan akan tampak gelap, dan sering kali berubah warna menjadi merah tua.

Warna ini muncul karena cahaya matahari yang masih menembus atmosfer Bumi dan dibiaskan ke arah Bulan, mirip seperti saat kita melihat langit berwarna jingga saat matahari terbenam. Gerhana bulan total hanya bisa terjadi jika Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus sempurna.

2. Gerhana Bulan Sebagian (Parsial)

Gerhana bulan sebagian terjadi ketika hanya sebagian permukaan Bulan yang tertutup bayangan inti Bumi, yang disebut umbra. Sementara itu, bagian lainnya masih berada di area penumbra, yaitu bayangan luar Bumi yang masih menerima sebagian cahaya Matahari.

Karena itulah, saat gerhana ini terjadi, bisa melihat Bulan seolah-olah "tergigit" di satu sisi-sebagian terang, sebagian gelap. Berbeda dengan gerhana total yang membuat Bulan tampak merah menyala, gerhana sebagian tidak selalu menampilkan warna merah.

Namun, bayangan Bumi yang menutupi sebagian Bulan tetap terlihat kontras dan jelas dengan mata telanjang. Inilah yang membuat gerhana bulan sebagian tetap menarik untuk diamati, terutama jika cuaca malam cerah dan tidak berawan.

3. Gerhana Bulan Penumbra

Ini adalah jenis gerhana yang paling lembut dan sulit diamati, terutama tanpa alat bantu. Gerhana bulan penumbra terjadi ketika Bulan hanya melewati bayangan luar Bumi, yaitu penumbra, bukan bayangan gelapnya (umbra). Karena hanya bagian luar bayangan, cahaya Matahari masih mengenai permukaan Bulan.

Namun cahaya itu tidak seterang biasanya, sehingga Bulan tampak sedikit suram atau keabu-abuan. Banyak orang bahkan tidak menyadari sedang terjadi gerhana penumbra karena perubahan warnanya sangat tipis.

Proses Terjadinya Gerhana Bulan Total

Gerhana bulan total merupakan peristiwa alam yang terjadi saat Bulan melewati bayangan inti (umbra) Bumi secara penuh. Selama fenomena ini berlangsung, Bulan akan tampak meredup bahkan berubah warna menjadi merah tembaga, sehingga disebut juga blood moon. Untuk mencapai puncak gerhana total, ada enam fase yang dilalui.

1. Fase Penumbra Dimulai

Proses ini dimulai saat Bulan memasuki penumbra, yaitu bayangan luar Bumi. Pada tahap ini, permukaan Bulan mulai terlihat lebih suram dari biasanya. Namun, perubahan ini sangat halus sehingga sering luput dari pengamatan mata telanjang. Menurut BMKG dan BRIN, fase ini menandai dimulainya proses gerhana bulan, meskipun belum mencolok.

2. Awal Gerhana Sebagian

Selanjutnya, Bulan mulai memasuki umbra, yaitu bayangan inti Bumi yang lebih gelap. Pada fase ini, gerhana mulai tampak jelas karena sebagian Bulan terlihat seperti "digigit" bayangan hitam. Fenomena ini bisa dilihat langsung tanpa alat bantu dan merupakan awal dari gerhana bulan sebagian (parsial).

3. Puncak Gerhana Bulan Total

Inilah momen paling dramatis. Saat seluruh permukaan Bulan tertutup umbra, gerhana bulan total mencapai puncaknya. Bulan akan tampak merah gelap atau kemerahan, karena cahaya Matahari dibelokkan atmosfer Bumi dan hanya cahaya merah yang sampai ke permukaan Bulan. Warna ini menciptakan efek visual yang sering disebut sebagai blood moon.

4. Akhir Gerhana Total

Setelah puncaknya, Bulan mulai keluar dari bayangan umbra. Warna merah perlahan menghilang, dan tampak kembali seperti "digigit" dari sisi sebaliknya. Fase ini menandai akhir dari gerhana total, namun proses gerhana sebagian masih berlangsung.

5. Akhir Gerhana Sebagian

Ketika Bulan sudah keluar sepenuhnya dari umbra, tetapi masih berada dalam penumbra, fase gerhana sebagian berakhir. Cahaya Bulan mulai terlihat normal kembali, meskipun mungkin masih tampak agak suram bagi pengamat yang teliti.

6. Akhir Fase Penumbra

Akhirnya, Bulan benar-benar keluar dari bayangan penumbra Bumi. Pada titik ini, seluruh permukaan Bulan kembali terang seperti biasa dan seluruh proses gerhana bulan pun selesai.

Saat gerhana berlangsung, konstelasi bintang di sekitarnya menjadi lebih mudah dikenali karena langit cenderung lebih gelap. Dalam beberapa kasus, planet seperti Jupiter dan Mars juga tampak bersinar terang di langit malam, menambah keindahan fenomena gerhana.

Cara Menyaksikan Gerhana Bulan Total

Untuk menikmati keindahan gerhana bulan total dengan maksimal, penting bagi pengamat untuk mengetahui waktu yang tepat, lokasi pengamatan yang ideal, serta memahami proses perubahan yang terjadi selama gerhana berlangsung. Dengan persiapan sederhana, peristiwa langit ini bisa menjadi pengalaman tak terlupakan.

1. Tidak Perlu Alat Khusus

Gerhana bulan total bisa disaksikan dengan mata telanjang karena cahayanya tidak membahayakan penglihatan, berbeda dengan gerhana matahari. Namun, menggunakan teropong atau teleskop akan membuat detail bayangan dan warna merah Bulan tampak lebih jelas.

2. Cari Lokasi yang Gelap dan Terbuka

Pilih tempat yang minim polusi cahaya, seperti lapangan, halaman rumah, atau daerah perbukitan. Hindari gedung tinggi atau pohon lebat yang bisa menghalangi pandangan ke langit.

3. Cek Arah Munculnya Bulan

Gerhana bulan bisa dilihat dari arah timur hingga barat, tergantung fase dan waktu. Gunakan aplikasi peta langit seperti Stellarium atau Sky Map untuk bantu menentukan posisi Bulan saat gerhana berlangsung.

4. Siapkan Waktu dan Jadwal

Catat jadwal fase gerhana. Untuk gerhana 7 September 2025, dimulai sekitar pukul 22.30 WIB dan mencapai puncak sekitar tengah malam, lalu berakhir dini hari 03.30 WIB pada 8 September. Jangan datang terlambat agar tidak melewatkan fase total.

5. Bawa Peralatan Tambahan

Kamera, tripod, jaket hangat, dan camilan bisa membuat pengalaman mengamati gerhana lebih menyenangkan. Jika cuaca cerah, kamu juga bisa melihat planet seperti Jupiter atau Mars yang mungkin terlihat di langit malam.

6. Amati Perubahan Warna Bulan

Perhatikan perubahan warna Bulan selama gerhana-dari cerah, menjadi redup, lalu berubah menjadi kemerahan. Warna ini terjadi karena cahaya Matahari dibiaskan oleh atmosfer Bumi.


(hil/irb)


Hide Ads