Mengenal Fenomena Bediding, Hawa Dingin yang Terjadi Saat Kemarau

Mengenal Fenomena Bediding, Hawa Dingin yang Terjadi Saat Kemarau

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Kamis, 10 Jul 2025 10:15 WIB
Ilustrasi Kedinginan
Ilustrasi kedinginan saat bediding (Foto: Getty Images/iStockphoto/nortonrsx)
Surabaya - Dalam beberapa malam terakhir, suhu di Jawa Timur, khususnya di Kota Surabaya terasa lebih dingin dari biasanya. Banyak warga yang bertanya-tanya apakah kondisi ini menandakan datangnya bediding.

Lantas, apa sebenarnya fenomena bediding itu?

Pengertian Bediding

Bediding adalah istilah yang digunakan masyarakat Jawa Timur untuk menyebut fenomena turunnya suhu udara secara drastis di malam hingga dini hari selama musim kemarau. Kondisi ini membuat udara terasa lebih dingin dari biasanya, bahkan meskipun di siang hari cuaca tetap terik.

BPBD Surabaya melalui akun Instagram resminya, @call112surabaya, mengonfirmasi mulai terasanya fenomena ini.

"Siap-siap bediding nak Suroboyo. Cuaca Surabaya lagi dingin-dinginnya nih," tulis mereka, Selasa (8/7/2025).

Penyebab Fenomena Bediding

Menurut BMKG Juanda, bediding terjadi akibat bertiupnya angin muson Australia yang bergerak dari Benua Australia menuju Asia. Angin ini membawa massa udara yang bersifat dingin dan kering.

"Penurunan suhu udara bisa terjadi jika tidak ada tutupan awan di langit. Biasanya suhu akan terasa lebih dingin jika tutupan awan hampir tidak ada, karena panas dari bumi akan keluar angkasa tanpa halangan dari awan," jelas Thariq Harun, prakirawan BMKG Juanda, Rabu (9/7/2025).

Selain itu, faktor Aphelion atau saat posisi Bumi berada di titik terjauh dari Matahari turut berkontribusi, meskipun dampaknya terhadap suhu sangat kecil.

"Karena jarak Bumi dengan Matahari hanya memengaruhi sekitar 7 persen energi yang diterima Bumi, dampaknya terhadap cuaca dinilai tidak signifikan," tegas BMKG.

Bediding Bukan Cuaca Ekstrem

Meski suhu turun drastis saat malam, fenomena bediding bukanlah cuaca ekstrem yang berbahaya. Kondisi ini adalah hal normal yang rutin terjadi tiap musim kemarau, khususnya antara bulan Juli hingga Agustus.

"Pada umumnya terjadi di rentang bulan Juli hingga Agustus," tambah Thariq.

Uniknya, tahun ini fenomena bediding bersamaan dengan kondisi kemarau basah, sehingga meskipun udara dingin, masih ada potensi hujan lokal di beberapa wilayah Jawa Timur.

Respons Warga Surabaya

Salah satu warga Surabaya, Setiawan (27), juga merasakan perubahan suhu ini.

"Sudah beberapa hari ini ya sepertinya mulai terasa lebih dingin kalau malam. Saya baca-baca daerah lain seperti di Jakarta juga sama," ujarnya, Rabu (2/7/2025).

Perubahan suhu ini pun ramai jadi perbincangan warga. Banyak yang mengira sebagai efek cuaca ekstrem atau peralihan musim, padahal sesungguhnya ini bagian dari siklus rutin tahunan.

Imbauan BPBD dan Tips Menghadapi Bediding

BPBD Surabaya mengimbau masyarakat agar mempersiapkan diri menghadapi bediding dengan menjaga kesehatan tubuh. Beberapa tips yang dibagikan antara lain:

  • Memakai pakaian hangat saat malam
  • Mengonsumsi makanan bergizi
  • Minum air putih yang cukup
  • Rutin minum vitamin
  • Istirahat cukup agar daya tahan tubuh tetap prima.




(auh/hil)


Hide Ads