Selama dua malam terakhir, suhu di Surabaya terasa lebih dingin dari biasanya. Apakah ini pertanda kota Pahlawan mulai memasuki fenomena bediding?
Menyikapi hal ini, BPBD Surabaya melalui media sosial mengimbau warga agar bersiap menghadapi fenomena bediding yang mulai dirasakan di sejumlah wilayah.
"Siap-siap bediding nak Suroboyo. Cuaca Surabaya lagi dingin-dinginnya nih," tulis caption di akun instagram call112surabaya yang dilihat detikJatim, Selasa (8/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam unggahan tersebut dijelaskan bahwa saat ini wilayah Jawa Timur sedang memasuki musim kemarau. Kondisi ini memicu perubahan cuaca yang cukup mencolok, salah satunya adalah suhu udara yang menjadi lebih dingin, dikenal dengan fenomena bediding.
Fenomena bediding membuat suhu udara turun drastis, terutama di malam hingga dini hari. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk menerapkan tips kesehatan agar tidak mudah sakit dan daya tahan tubuh tetap terjaga.
BPBD pun membagikan sejumlah tips untuk menghadapi bediding, seperti memakai pakaian hangat, minum air putih yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi, rutin minum vitamin, serta beristirahat dengan cukup.
Selain itu, berdasarkan penjelasan BMKG Juanda, saat ini juga terjadi fenomena Aphelion, yaitu kondisi ketika posisi Bumi berada pada jarak terjauh dari Matahari. Fenomena ini umumnya terjadi pada awal Juli setiap tahunnya, meskipun waktunya bisa sedikit bergeser tergantung pergerakan tahunan.
Namun, karena jarak Bumi dengan matahari hanya membutuhkan 7 persen energi Matahari, dampaknya terhadap cuaca dinilai tidak signifikan. Bahkan, umumnya dampak Aphelion tidak terasa langsung oleh manusia.
Sementara itu, hawa dingin yang terjadi belakangan ini disebabkan beberapa faktor. Salah satunya adalah adanya angin muson Australia yang bertiup dari Benua Australia menuju Asia.
Angin ini membawa massa udara yang bersifat dingin dan kering, sehingga pada malam hari suhu udara mencapai titik minimumnya dan terasa lebih dingin. Fenomena ini dikenal dengan sebutan bediding, dan merupakan hal yang normal terjadi selama musim kemarau.
(irb/hil)