Sampai Kapan Fenomena Bediding Landa Jawa Timur?

Sampai Kapan Fenomena Bediding Landa Jawa Timur?

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Minggu, 13 Jul 2025 09:45 WIB
Ilustrasi Kedinginan
Ilustrasi kedinginan/Foto: Getty Images/iStockphoto/wichayada suwanachun
Surabaya - Warga Jawa Timur masih harus bersiap menghadapi suhu dingin malam hari. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memprakirakan fenomena bediding atau suhu dingin saat malam akan terus dirasakan hingga Agustus 2025 mendatang.

Fenomena bediding membuat malam di sejumlah wilayah Jawa Timur terasa lebih dingin dari biasanya dalam beberapa hari terakhir. BMKG Juanda menyatakan, kondisi udara dingin ini masih akan terus berlangsung selama beberapa pekan ke depan.

BMKG Juanda menjelaskan, saat ini juga terjadi fenomena aphelion, yaitu kondisi ketika posisi bumi berada pada jarak terjauh dari matahari. Fenomena ini lazim terjadi pada awal Juli tiap tahun, meskipun waktunya bisa sedikit bergeser tergantung pergerakan tahunan.

Namun, BMKG menegaskan bahwa pengaruh aphelion terhadap cuaca sehari-hari tidak signifikan. Jarak bumi ke matahari hanya berpengaruh sekitar 7 persen terhadap energi yang diterima bumi, sehingga umumnya tidak langsung terasa oleh manusia.

Suhu dingin yang dirasakan masyarakat Jawa Timur belakangan ini lebih disebabkan oleh faktor lain, salah satunya adalah angin muson Australia yang bertiup dari Benua Australia menuju Asia. Angin ini membawa massa udara dingin dan kering, sehingga saat malam hari suhu udara mencapai titik minimumnya.

"Penurunan suhu udara bisa terjadi jika tidak ada tutupan awan di langit. Biasanya suhu akan terasa lebih dingin, jika tutupan awan hampir tidak ada yang menyelimuti langit, karena panas dari bumi akan keluar angkasa tanpa halangan dari awan," ujar prakirawan BMKG Juanda, Thariq Harun, Rabu (9/7/2025).

Thariq menambahkan, fenomena bediding ini diprakirakan akan berlangsung hingga bulan depan.

"Pada umumnya terjadi di rentang bulan Juli hingga Agustus," ujarnya.

Selain suhu dingin, fenomena bediding tahun ini juga diiringi oleh kemarau basah, sehingga masih ada potensi hujan lokal di beberapa wilayah Jawa Timur.

"Saat ini angin bertiup dari timur ke barat di mana aktifnya monsun Australia," pungkas Thariq.


(irb/hil)


Hide Ads