Puluhan warga lanjut usia (lansia) diduga mengalami keracunan massal usai mengkonsumsi kolak kacang ijo saat Posyandu Lansia, Sabtu (10/5). Hingga saat ini, masih ada sekitar 27 orang yang masih menjalani rawat inap di beberapa Fasyankes (Fasilitas layanan kesehatan).
detikJatim mendatangi Puskesmas Boro di Kecamatan Selorejo, beberapa lansia dan seorang anak masih menjalani rawat inap. Ada sekitar 10 pasien yang dirawat di Puskesmas Boro.
"Untuk saat ini ada sekitar 10 pasien yang masih dirawat di Puskesmas Boro. Selebihnya ada beberapa pasien lagi yang dirawat di Fasyankes lainnya," kata Kepala Dinkes Kabupaten Blitar, dr. Christine Indrawati kepada detikJatim, Selasa (12/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun rinciannya, yakni 10 pasien di Puskesmas Boro, 3 pasien di Puskesmas Kesamben, 8 pasien di Klinik Pelita Husada, dan 4 pasien di RSUD Ngudi Waluyo Kecamatan Wlingi. Selain itu ada seorang pasien dirawat di Puskesmas Doko, dan 1 pasien di RS Wava Husada Kesamben.
Christine menyebut, jumlah pasien yang diduga mengalami keracunan itu bertambah. Sebelumnya, ada sekitar 19 orang yang menjalani rawat inap, kini bertambah hingga 27 orang.
"Berdasarkan laporan kemarin sore sampai pagi ini untuk total yang dirawat ada sekitar 27 pasien. Kalau untuk total secara keseluruhan sekitar 70 orang, sebagian sudah rawat jalan," terangnya.
Selain lansia, ada beberapa anak yang juga mengalami dugaan keracunan.
Menurutnya, Dinkes Kabupaten Blitar masih menunggu hasil uji laboratorium bahan sample makanan yang dikonsumsi. Hal itu untuk mengetahui secara pasti penyebab dugaan keracunan para lansia tersebut.
Sementara terkait kondisi pasien, Christine mengatakan para pasien dalam keadaan stabil dan berangsur-angsur membaik. Salah satunya gejala diare yang dialami pasien telah berkurang dari sebelumnya.
"Sudah berangsur membaik (kondisi pasien) dari yang sebelumnya diare 15 kali, tapi sekarang sudah 3 kali saja. Hanya saja ada yang masih merasakan sakit di perut," jelasnya.
Salah seorang pasien, Juarti (60) mengaku masih merasakan sakit pada perutnya. Namun, untuk diare dan mual sudah berkurang. Ia dan cucunya mengalami gejala yang sama usai mengkonsumsi kolak yang didapat saat Posyandu Lansia.
"Rasanya masih perih di perut. Saya dapat (kolak) dibawa pulang, dan dibagi dengan cucu. Setelah Magrib (10/5) merasakan sakit, muntah terus tidak berhenti," katanya.
Juarti menyebut, kolak kacang ijo itu terasa asam saat dikonsumsi. Setelah beberapa jam baru merasakan gejala keracunan.
"Rasanya kecut (asam) pas diminum. Biasanya ya tidak apa-apa, tapi kemarin itu muntah tidak berhenti. Tapi sekarang sudah membaik," pungkasnya.
(auh/hil)