Sebanyak 27 lansia dan anak di Dusun Sidorejo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Selorejo, Blitar masih dirawat usai diduga mengalami keracunan kolak. Pemkab Blitar akan menanggung semua biaya perawatan bagi para pasien yang dirawat di sejumlah fasilitas layanan kesehatan.
"Semua gratis (perawatan), harus digratiskan. Saya sudah minta Dinkes untuk mendata dan memantau perkembangan kondisi kesehatan warga kita yang mengalami musibah ini," kata Bupati Blitar, Rijanto saat ditemui detikJatim di Puskesmas Boro, Selasa (12/5/2025).
Rijanto menyebutkan seluruh lansia dan kader posyandu lansia turut mengalami dugaan keracunan yang diduga akibat mengonsumsi kolak kacang hijau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah peserta yang mengikuti Posyandu lansia sebanyak 54 orang. Tapi ada beberapa dari mereka yang membawa pulang kolak itu untuk dimakan bersama cucunya.
![]() |
"Kami gerak cepat, dari perangkat desa dan sebagainya langsung membawa warga terdampak ke Puskesmas maupun klinik terdekat untuk mendapatkan perawatan. Ada juga yang di RSUD Ngudi Waluyo. Tapi ada yang hanya rawat jalan. Tergantung kondisi daya tahan tubuh," ujarnya.
Mengenai 2 kasus dugaan keracunan dalam sepekan yang terjadi di Blitar, Rijanto menegaskan peristiwa itu adalah musibah. Dugaan keracunan itu merupakan peristiwa yang di luar kendali.
"Tapi yang jelas kami akan meminta kader maupun pihak terkait untuk lebih hati-hati dalam memilih bahan makanan. Terlebih makanan untuk para lansia dan anak-anak," jelasnya.
Kepala Dinkes Blitar dr Christine Indrawati mengimbau masyarakat yang punya usaha makanan segera mengikuti penyuluhan keamanan pangan. Ini demi membantu masyarakat mengurus izin usaha makanan yang aman dan sehat sehingga peristiwa keracunan bisa diminimalisir.
"Kami turut menyesalkan adanya 2 peristiwa keracunan di Blitar dalam seminggu ini. Seluruhnya tetap dalam pantauan kami. Kami mengimbau masyarakat mengikuti keamanan pangan dan lebih berhati-hati dalam memilih bahan makanan yang baik agar aman dikonsumsi," tandasnya.
(dpe/hil)