Ihram di Miqat Jadi Awal Ibadah Haji, Ini Penjelasan dan Titik Lokasinya

Ihram di Miqat Jadi Awal Ibadah Haji, Ini Penjelasan dan Titik Lokasinya

Irma Budiarti - detikJatim
Rabu, 14 Mei 2025 20:30 WIB
Tutorial Pakaian Ihram Haji
ILUSTRASI IHRAM IBADAH HAJI. Foto: Fuad Fariz/ detikcom
Surabaya -

Pelaksanaan ibadah haji diawali dengan mengenakan ihram di lokasi miqat. Hal ini menjadi tahapan pertama yang wajib dilalui setiap jemaah sebelum melangkah ke rangkaian ibadah haji berikutnya di tanah suci.

Lokasi miqat sendiri ditentukan berdasarkan arah kedatangan jemaah ke Makkah. Bagi jemaah asal Indonesia, ada beberapa titik miqat yang biasa digunakan sesuai rute penerbangan. Simak penjelasannya di sini.

Pengertian Ihram dalam Ibadah Haji

Dilansir dari BPKH, ihram merupakan salah satu rukun haji yang menjadi tanda dimulainya ibadah di tanah suci. Secara bahasa, kata "ihram" berasal dari akar kata Arab "haram", yang berarti suci atau terlarang. Dalam praktiknya, ihram menandai masuknya seorang jemaah dalam keadaan suci dan dikenai sejumlah larangan khusus hingga tahallul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memasuki keadaan ihram berarti jemaah meninggalkan berbagai aktivitas duniawi dan memusatkan seluruh perhatian pada ibadah kepada Allah SWT. Proses ini memiliki makna spiritual yang dalam, yaitu menumbuhkan kesadaran akan kebesaran Allah dan memperkuat sikap rendah hati dalam menjalani ibadah.

Tata Cara Ihram Sesuai Sunah

Sebelum memasuki lokasi miqat, jemaah perlu memahami tahapan ihram sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW. Berikut tata cara pelaksanaan ihram dalam ibadah haji berdasarkan panduan sunah.

ADVERTISEMENT

1. Membaca Niat

Niat ihram adalah awal mula seorang jemaah memasuki ibadah haji atau umrah. Niat dilafalkan bersamaan dengan mengenakan pakaian ihram dan menjadi penanda resmi bahwa jemaah telah memulai ibadahnya. Niat ini diucapkan secara lisan dan dibarengi dengan niat dalam hati untuk melaksanakan ibadah karena Allah SWT.

2. Mandi Sunah Ihram

Sebelum berihram, jemaah disunahkan untuk mandi terlebih dahulu. Mandi ini berlaku bagi laki-laki maupun perempuan, termasuk bagi perempuan yang sedang dalam keadaan haid. Tujuannya adalah menjaga kesucian fisik dan kesiapan spiritual dalam memulai ibadah.

3. Menggunakan Wewangian (Sebelum Ihram)

Jemaah dianjurkan memakai wewangian sebelum mengenakan pakaian ihram. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga kebersihan dan kerapian sebagai bagian dari kesempurnaan ibadah. Namun, setelah masuk keadaan ihram, penggunaan wewangian tidak diperbolehkan.

4. Mengenakan Pakaian Ihram

Pakaian ihram memiliki ketentuan khusus. Bagi laki-laki, terdiri dua lembar kain putih tanpa jahitan, untuk menutupi bawah tubuh dan diselendangkan di badan. Bagi perempuan, ihram dilakukan dengan mengenakan pakaian yang menutup aurat tanpa pakaian khusus. Pakaian ini melambangkan kesederhanaan, kesetaraan, dan kesucian di hadapan Allah.

5. Salat Sunah Sebelum Ihram

Sebelum melafalkan niat ihram, disarankan untuk menunaikan salat sunah dua rakaat. Hal ini biasa dilakukan di lokasi miqat, atau setelah menunaikan salat fardu jika waktunya berdekatan. Salat ini bertujuan memperkuat kesiapan ruhani sebelum memulai ibadah.

6. Melafalkan Talbiyah

Setelah mengenakan ihram dan berniat, jemaah segera melafalkan talbiyah sebagai bentuk jawaban atas panggilan Allah untuk menunaikan haji atau umrah. Talbiyah diucapkan secara pribadi dan terus-menerus selama dalam keadaan ihram, kecuali saat melaksanakan kegiatan tertentu seperti tawaf atau wukuf.

Larangan Ihram

Larangan-larangan ini berlaku selama jemaah berada dalam keadaan ihram hingga tahallul. Pelanggaran terhadap larangan ihram dapat mengakibatkan wajibnya membayar dam (denda), tergantung tingkat pelanggarannya. Berikut larangan dalam pelaksanaan ihram yang perlu diperhatikan jemaah agar ibadah tetap sah dan sempurna.

Larangan Ihram bagi Laki-laki

  • Tidak memakai pakaian berjahit (baju, celana, kaus kaki, dsb)
  • Tidak memakai sepatu yang menutupi mata kaki
  • Tidak menutup kepala (topi, peci, sorban, dan sejenisnya)

Larangan Ihram bagi Perempuan

  • Tidak memakai sarung tangan
  • Tidak menutup wajah (niqab atau cadar)

Larangan Umum bagi Laki-laki dan Perempuan

  • Tidak menggunakan wewangian (setelah berihram)
  • Tidak memotong kuku atau rambut
  • Tidak berburu atau membunuh hewan buruan
  • Tidak berhubungan suami istri, termasuk bercumbu
  • Tidak melangsungkan akad nikah atau menjadi wali/perantara pernikahan

Pengertian Miqat

Dilansir dari buku berjudul Tuntunan Manasik Haji dan Umrah yang diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag), miqat adalah batas awal yang telah ditetapkan sebagai permulaan bagi jemaah untuk memulai ibadah haji atau umrah. Miqat ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu miqat zamani dan miqat makani.

Miqat zamani merupakan ketentuan waktu pelaksanaan ibadah haji. Waktunya dimulai sejak 1 Syawal hingga terbit fajar pada 10 Zulhijjah. Pada rentang waktu inilah seluruh rangkaian ibadah haji dilaksanakan. Sementara untuk ibadah umrah, miqat zamani tidak terbatas dan bisa dilakukan sepanjang tahun.

Miqat makani adalah batas tempat di mana seorang jemaah wajib memulai ihram. Di lokasi ini, jemaah mengenakan pakaian ihram, melakukan salat sunah dua rakaat, lalu mengucapkan niat haji atau umrah sebelum melanjutkan perjalanan menuju Makkah.

Ada lima lokasi utama yang telah ditetapkan sebagai miqat makani, yaitu Zulhulaifah (Bir Ali), Yalamlam, Qarnul Manazil, Juhfah, dan Zatu Irqin. Lokasi-lokasi ini bukan hanya berlaku bagi penduduk setempat, tetapi bagi siapapun yang melewatinya, termasuk jemaah dari berbagai negara, seperti Indonesia.

Miqat menjadi tahapan penting dalam pelaksanaan haji dan umrah. Jika seorang jemaah melewati miqat tanpa ihram dan niat, maka ibadahnya tidak sah kecuali membayar dam atau denda. Karena itu, pemahaman mengenai miqat sangat penting agar ibadah yang dilakukan sah sesuai tuntunan.

Lokasi Miqat Jemaah Haji

Lokasi miqat menjadi hal penting yang harus diketahui setiap jemaah haji. Bagi jemaah asal Indonesia, lokasi miqat ditentukan berdasarkan kota kedatangan dan rute penerbangan menuju Makkah. Ada yang miqat dari Madinah, ada pula yang langsung dari dalam pesawat saat melintasi Yalamlam. Berikut lokasi miqat jemaah haji seperti dilansir Kemenag.

1. Zulhulaifah (Bir Ali) - Miqat bagi Jemaah dari Madinah

Zulhulaifah (Bir Ali) merupakan salah satu lokasi miqat yang paling dikenal jemaah Indonesia. Tempat ini digunakan jemaah yang mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, khususnya kloter gelombang pertama.

Bir Ali terletak sekitar 9 kilometer dari Kota Madinah, menjadi tempat jemaah mengenakan pakaian ihram serta berniat haji atau umrah. Di Masjid Bir Ali, jemaah mengenakan ihram, mandi sunah, dan melafalkan niat. Fasilitas di lokasi ini terbilang lengkap, mulai dari toilet, tempat wudhu, hingga area salat yang luas.

2. Yalamlam - Miqat Udara bagi Jemaah dari Arah Timur dan Asia

Sementara itu, jemaah haji Indonesia gelombang kedua yang mendarat langsung di Jeddah akan mengambil miqat di atas pesawat saat melintasi wilayah Yalamlam. Titik ini berada sekitar 92 kilometer tenggara Mekkah.

Saat pesawat mendekati lokasi miqat, kru pesawat akan mengumumkan agar jemaah segera mengenakan ihram dan melafalkan niat. Miqat dari udara ini menjadi pengalaman tersendiri bagi para jemaah haji.

3. Qarnul Manazil (as-Sail al-Kabir) - Miqat Jemaah dari Kawasan Timur

Ada pula lokasi miqat Qarnul Manazil (As-Sail al-Kabir), yang terletak sekitar 94 kilometer di timur Mekkah, dekat kawasan pegunungan Taif. Lokasi ini kerap digunakan jemaah dari negara-negara Teluk, namun bisa juga menjadi miqat bagi jemaah Indonesia yang menempuh rute transit melalui Dubai.

4. Juhfah - Miqat Jemaah dari Arah Barat Laut

Selanjutnya, ada Juhfah, yang berjarak sekitar 183 kilometer barat laut Mekkah. Lokasi ini lazim digunakan jemaah dari Mesir, Suriah, Yordania, dan Lebanon. Saat ini, kota Rabigh yang berada di dekat Juhfah lebih sering dipilih karena aksesnya lebih mudah.

5. Zatu Irqin - Miqat Jemaah dari Arah Timur Laut

Terakhir, Zatu Irqin, menjadi miqat bagi jemaah dari arah Iran dan Irak. Lokasinya sekitar 94 kilometer timur laut Mekkah. Meski jarang digunakan oleh jemaah Indonesia, tempat ini termasuk lima titik miqat makani yang ditetapkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW.

Kementerian Agama RI mengimbau jemaah haji Indonesia untuk memahami rute perjalanan dan lokasi miqat yang sesuai. Kesalahan dalam pengambilan miqat bisa berdampak pada kewajiban membayar dam. Karena itu, pembimbing ibadah dan petugas penerbangan selalu memberikan pengarahan sebelum jemaah melewati miqat.




(auh/irb)


Hide Ads