Jemaah haji harus mengetahui rukun haji agar ibadah yang ditunaikan sah dan sesuai syariat. Setidaknya ada enam rukun haji yang wajib dilakukan.
Mengutip dari buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah yang diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag RI), rukun haji ada enam yaitu ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sa'i, cukur dan tertib. Lantas, apa rukun haji yang dikerjakan di Arafah, Muzdalifah dan Mina?
Wukuf Adalah Rukun Haji yang Dikerjakan di Armuzna
Rukun haji yang dikerjakan di Armuzna adalah wukuf di Arafah. Rangkaian ini tidak boleh ditinggalkan karena termasuk rukun haji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muslim yang tidak mengerjakan wukuf maka tidak melaksanakan haji sesuai sabda Rasulullah SAW. Beliau berkata,
"Haji itu hadir di Arafah. Barangsiapa yang datang pada malam hari jam'in (10 Zulhijah sebelum terbit fajar) maka sesungguhnya ia masih mendapatkan haji." (HR At Tirmidzi)
Menurut kitab Al Wajiz fi Fiqh As Sunah Sayyid Sabiq oleh Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al Faifi yang diterjemahkan Tirmidzi dkk, para ulama sepakat wukuf di Padang Arafah sebagai rukun haji yang agung. Dari Abdurrahman bin Ya'mar RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Haji adalah Arafah. Barang siapa yang datang (ke Arafah) pada malam berkumpul (saat menginap di Muzdalifah atau malam menjelang Hari Raya Id), sebelum terbit fajar, maka dia telah mendapatkan haji." (HR At Tirmidzi)
Jadi, apabila muslim meninggalkan rukun haji wukuf di Arafah maka ia harus membayar dam atau denda. Dari Ibnu Abbas RA berkata,
"Barang siapa meninggalkan salah satu manasik haji (kewajiban haji) maka dia wajib membayar dam (denda)." (HR Imam Baihaqi)
Ketika wukuf, jemaah melakukan kegiatan seperti mendengar khutbah wukuf, salat Dzuhur dan Ashar berjamaah dengan jama' taqdim qasar serta membaca doa wukuf.
Apa yang Dikerjakan Jemaah setelah Wukuf di Arafah?
Masih dari sumber yang sama, setelah wukuf maka jemaah haji berangkat ke Muzdalifah. Jemaah melakukan mabit atau menginap di sana.
Hukum mabit di Muzdalifah adalah wajib. Selain mabit, jemaah haji juga bisa mengambil tujuh butir batu kerikil sebagaimana disunnahkan Nabi Muhammad SAW.
Selesai mabit di Muzdalifah, jemaah haji berangkat ke Mina. Di sana, jemaah akan memasuki kemah dengan posisi yang sudah ditentukan untuk melaksanakan mabit lagi.
Keesokan harinya setelah mabit, jemaah mulai melontar jumrah sesuai ketentuan manasik. Ini dilakukan dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Melontar jumrah juga merupakan wajib haji.
Sejarah Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna)
Dinukil dari buku Jejak Sejarah di Dua Tanah Haram oleh Mansya Aji Putra, Arafah atau Padang Arafah adalah kawasan tanah yang lapang, dataran gersang dan tandus. Letak Arafah berada di sebelah timur Kota Suci Makkah. Arafah dikenal sebagai lokasi pertemuan Nabi Adam AS dan Siti Hawa.
Sementara itu, Muzdalifah merupakan tempat di Mina dan Arafah. Dikatakan, Rasulullah SAW berangkat ke Muzdalifah setelah wukuf di Arafah. Beliau melaksanakan salat Maghrib yang dijamak ta'khir dengan Isya lalu mabit di sana.
Adapun terkait Mina, menurut suatu riwayat lokasi tersebut merupakan tempat Nabi Adam AS mendengar bisikan bahwa ia akan segera bertemu istrinya, Hawa. Bisikan itu ia dengar setelah berjalan kaki dari al-Kindi selama 200 tahun.
Mendengar itu, Nabi Adam AS semakin bersemangat dan memiliki harapan tinggi untuk bertemu sang istri. Benar saja, keduanya dipertemukan di Arafah.
Wallahu a'lam.
(aeb/inf)
Komentar Terbanyak
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
Laki-laki yang Tidak Sholat Jumat, Bagaimana Hukumnya?