Praktisi Bisnis Soroti Industri Alami Kemunduran Saat Wisuda di Kampus Untag

Praktisi Bisnis Soroti Industri Alami Kemunduran Saat Wisuda di Kampus Untag

Esti Widiyana - detikJatim
Sabtu, 22 Feb 2025 22:30 WIB
prof rhenald kasali
Prof Rhenald Kasali (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Akademisi dan praktisi bisnis Prof Rhenald Kasali PhD menyoroti beberapa bidang industri yang mengalami kemunduran. Nantinya, para generasi muda saat ini diharapkan memiliki mental tangguh.

Saat menghadiri Wisuda Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya ke-130, Prof Rhenald membekali mental tangguh kepada wisudawan. Apalagi menghadapi dunia kerja dan efisiensi di beberapa negara, termasuk Indonesia.

"Hari ini kita hidup di dunia yang sangat berbeda. Pemimpin harus memiliki keberanian dan visi yang kuat. Efisiensi terjadi di seluruh dunia, mulai dari Inggris, Jerman, China, dan Singapura. Tapi pemimpin harus memberikan penjelasan kepada kaum muda, dan kaum muda harus diberikan tempat lapangan pekerjaan. Kalau mereka tidak dapat di sini, dapat di luar negeri jangan disalahkan, itu normal," kata Prof Rhenald, Sabtu (22/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian ia menyoroti industri yang mengalami kemunduran. Generasi muda pun diingatkan untuk memperkuat mentalitas, meningkatkan kreativitas, dan memahami cara kerja algoritma digital untuk tetap relevan.

"Saya memberi catatan, ada 10 industri yang tengah sakit. Satu, industri otomotif karena memberikan karpet merah pada mobil listrik, sedangkan PPNnya dibebaskan dan mobil biasa kena pajak barang mewah. Lalu industri perbankan banyak kantor cabang tutup, asuransi, properti, tekstil ada 60 perusahaan mem-PHK sekitar 250 ribu pegawai dan beralih pedagang, konstruksi, pariwisata, medis, hingga startup digital," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Solusinya, lanjut Prof Rhenald, generasi muda harus diperkuat. Kampus diminta tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga harus memperkuat mental mahasiswa.

"Untuk menghadapi masa depan diperlukan ketangguhan, ini tidak bisa diajarkan di perguruan tinggi, tetapi harus diasah dengan pengalaman nyata," ujarnya.

Rektor Untag Surabaya Prof Dr Mulyanto Nugroho (Tengah)Rektor Untag Surabaya Prof Dr Mulyanto Nugroho (Tengah) Foto: Esti Widiyana/detikJatim

Salah satu metode yang bisa diterapkan, yaitu mengajak mahasiswa ke luar negeri dengan dana terbatas supaya belajar bertahan dan beradaptasi. Selain itu, GenZ juga perlu menggandeng generasi milenial.

"Banyak perusahaan yang enggan menerima Gen Z karena dianggap kurang disiplin. Namun, kita tidak bisa menghindari kehadiran mereka. Mereka harus dilatih mentalnya agar siap menghadapi dunia kerja," tuturnya.

Sementara Rektor Untag Surabaya, Prof Dr Mulyanto Nugroho mengatakan, pihaknya mengusung tema 'Tangguh Patriotku, Gemilang Indonesia' di momen mengukuhkan 1.520 wisudawan. Diharapkan para lulusan memiliki mental tangguh, oleh karena itu menghadirkan Prof Rhenald sebagai pembicara.

"Kami mengundang Prof Rhenald Kasali karena beliau adalah pakar perubahan yang memahami bagaimana menghadapi tantangan zaman. Sesuai dengan slogan wisuda kali ini, 'Tangguh Patriotku', para wisudawan harus memiliki ketangguhan dalam menghadapi berbagai cobaan dan rintangan agar bisa membawa kejayaan bagi Indonesia," kata Prod Mulyanto.

Menurutnya, di era saat ini, banyak lapangan pekerjaan tradisional hilang. Namun tak sedikit pula jenis pekerjaan baru yang muncul.

Oleh karena itu, baginya ketangguhan dan kesiapan beradaptasi merupakan kunci utama menghadapi masa depan. Untag Surabaya sendiri telah menyiapkan lulusan kompetitif di era digital, yakni dengan membuka Prodi baru.

"Ada Prodi Kedokteran, Profesi Dokter, dan Artificial Intelligence dan Robotics (AIRO). Kami terus berusaha memberikan pendidikan yang relevan dengan perkembangan zaman. Jadilah patriot yang membawa perubahan, menerangi sekelilingnya, dan membanggakan Indonesia," pungkasnya.




(esw/fat)


Hide Ads