Bolehkah Puasa Qadha Ramadan Setelah Nisfu Syaban?

Bolehkah Puasa Qadha Ramadan Setelah Nisfu Syaban?

Irma Budiarti - detikJatim
Jumat, 14 Feb 2025 16:20 WIB
Ramadan lantern by the open window. Beautiful Greeting Card with copy space for Ramadan and Muslim Holidays. An illuminated Arabic lamp. Mixed media.
ILUSTRASI PUASA. Bolehkah puasa qadha Ramadan setelah Nisfu Syaban? Foto: Getty Images/iStockphoto/TanyaSid
Surabaya -

Bulan Syaban merupakan bulan yang penuh kemuliaan. Pada bulan ini, terdapat malam yang diyakini sebagai malam yang utama setelah Lailatul Qadar, yaitu malam Nisfu Syaban. Setelah melewati malam Nisfu Syaban, muncul pertanyaan, bolehkah berpuasa, khususnya puasa qadha Ramadan, di separuh terakhir bulan Syaban?

Dilansir laman Tebuireng Online, pada bulan Syaban pernah terjadi beberapa peristiwa luar biasa dan penuh kemuliaan. Nisfu Syaban juga menjadi kemuliaan bulan ini, di mana pada malam ini, muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, sedekah, doa, dan istigfar.

Pendapat Ulama Mengenai Puasa Setelah Nisfu Syaban

Ulama berbeda pendapat dalam hal berpuasa setelah melewati malam pertengahan bulan Syaban (tanggal 16 Syaban). Pendapat pertama, Syekh Wahbab al-Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adillatuhu menjelaskan, ulama mazhab Syafi'i mengharamkan puasa setelah Nisfu Syaban karena dianggap sebagai hari syak (hari yang meragukan).

قال الشافعية: يحرم صوم النصف الأخير من شعبان الذي منه يوم الشك، إلا لورد بأن اعتاد صوم الدهر أو صوم يوم وفطر يوم أو صوم يوم معين كالا ثنين فصادف ما بعد النصف أو نذر مستقر في ذمته أو قضاء لنفل أو فرض، أو كفارة، أو وصل صوم ما بعد النصف بما قبله ولو بيوم النص. ودليلهم حديث: إذا انتصف شعبان فلا تصوموا، ولم يأخذبه الحنابلة وغيرهم لضعف الحديث في رأي أحمد

Artinya: Ulama mazhab Syafi'i mengatakan, puasa setelah Nisfu Syaban diharamkan karena termasuk hari syak, kecuali ada sebab tertentu, seperti orang yang sudah terbiasa melakukan puasa dahar, puasa Daud, puasa Senin-Kamis, puasa nadzar, puasa qadla, baik wajib ataupun sunah, puasa kafarah, dan melakukan puasa setelah Nisfu Syaban dengan syarat sudah puasa sebelumnya, meskipun satu hari Nisfu Syaban.

ADVERTISEMENT

Dalil mereka adalah hadis: "Apabila telah melewati nisfu Sya'ban janganlah kalian puasa. Hadits ini tidak digunakan oleh ulama mazhab Hanbali dan selainnya karena menurut Imam Ahmad derajatnya hadis ini dlaif,".

Dalil tersebut menjelaskan larangan berpuasa setelah Nisfu Syaban. Sebab, hari itu dianggap sebagai hari syak (ragu), yang mana dikhawatirkan seseorang tidak menyadari bahwa ia telah memasuki bulan Ramadan. Larangan berpuasa di separuh terakhir bulan Syaban juga agar seseorang dapat mempersiapkan diri untuk menjalani puasa Ramadan.

Meski begitu, ulama dari mazhab Syafi'i memperbolehkan puasa bagi mereka yang sudah memiliki kebiasaan berpuasa, seperti puasa Senin-Kamis, puasa Daud, puasa dahar, serta puasa kafarat, qadha, dan melanjutkan puasa Syaban. Lalu, puasa yang dilakukan berkesinambungan dengan puasa sebelumnya, misalnya sudah berpuasa sebelum Nisfu Syaban.

Sementara menurut kitab Fathul Bari, Ibnu Hajar al-'Asqalani menyatakan bahwa mayoritas ulama membolehkan puasa sunah setelah Nisfu Syaban. Mereka melemahkan hadis larangan puasa setelah Nisfu Syaban dan menganggapnya sebagai hadis dhaif (lemah) dan munkar karena terdapat perawi yang dipermasalahkan.

Dalam hal ini, ulama bersepakat bahwa larangan puasa di akhir Syaban lebih ditujukan untuk puasa sunah yang tiba-tiba dilakukan tanpa kebiasaan sebelumnya. Adapun bagi mereka yang ingin meng-qadha puasa Ramadan, maka hukumnya tetap diperbolehkan. Seperti yang dijelaskan Ibnu Hajar al-'Asqalani dalam kitab Fathul Bari:

وقال جمهور العلماء يجوز الصوم تطوعا بعد النصف من شعبان وضعفوا الحديث الوارد فيه وقال أحمد وبن معين إنه منكر

Artinya: Mayoritas ulama membolehkan puasa sunah setelah Nisfu Syaban dan mereka melemahkan hadis larangan puasa setelah Nisfu Syaban. Imam Ahmad dan Ibnu Ma'in mengatakan hadis tersebut munkar.

Dari berbagai pendapat ulama tersebut, dapat disimpulkan puasa qadha Ramadan di pertengahan hingga akhir bulan Syaban tetap diperbolehkan. Larangan dalam hadis lebih ditekankan untuk puasa sunah tanpa sebab.

Para ulama sepakat bahwa puasa tetap diperbolehkan bagi mereka yang memiliki kebiasaan puasa, ingin meng-qadha puasa, membayar kafarat, atau melanjutkan puasa setelah Nisfu Syaban. Bagi yang masih memiliki utang puasa Ramadan, disarankan meng-qadha sebelum datang bulan Ramadan.

Niat Puasa Qadha Ramadan

Sama seperti puasa Ramadan, qadha puasa juga diwajibkan untuk berniat sejak malam hari sebelum subuh. Hal ini berbeda dengan puasa sunah, di mana niat masih diperbolehkan dilakukan di pagi hari.

Puasa wajib, termasuk qadha, memerlukan niat yang jelas dan dilakukan tepat waktu agar sah pelaksanaannya sesuai tuntunan syariat. Berikut bacaan niat puasa qadha yang dilafazkan dalam teks Arab, latin, dan artinya.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an qadaa'i fardhi syahri Ramadhaana lillaahi ta'aalaa.

Artinya: Saya berniat mengganti (mengqadha) puasa bulan Ramadhan karena Allah Ta'ala.

Tata Cara Puasa Qadha Ramadan

Agar ibadah ini sah dan berpahala, ada tata cara yang perlu diperhatikan, mulai dari niat hingga waktu berbuka. Selain menahan lapar dan dahaga, muslim juga dianjurkan memperbanyak amalan ibadah selama menjalankan puasa qadha. Berikut tata cara puasa qadha Ramadan.

  • Diawali dengan niat untuk meng-qadha puasa Ramadan, yang sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum fajar.
  • Disunahkan untuk sahur agar tubuh lebih kuat dan fokus dalam menjalani puasa.
  • Menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan lainnya.
  • Muslim yang berpuasa dianjurkan membaca Al-Qur'an, berzikir, dan melakukan ibadah sunnah lainnya.
  • Ketika azan magrib berkumandang, dianjurkan segera berbuka.
  • Saat berbuka, disunahkan membaca doa buka puasa berikut ini.

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Latin: Allahumma laka shumtu wa ala rizqika afthartu

Artinya: Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka.




(hil/irb)


Hide Ads