4 Keistimewaan Syakban, Bulan Persiapan Menyambut Ramadan

4 Keistimewaan Syakban, Bulan Persiapan Menyambut Ramadan

Mira Rachmalia - detikJatim
Jumat, 31 Jan 2025 15:00 WIB
Ilustrasi bulan Syaban
Ilustrasi Bulan Syakban, Apa Keistimewaanya? Foto: Freepik
Surabaya -

Jumat 31 Januari 2025 bertepatan dengan tanggal 1 Syakban 1446 Hijriah. Bulan Syakban adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriah, yang memiliki keistimewaan. Sehingga umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal dan perbuatan baik sehingga memperoleh manfaat dan keutamaan bulan Syakban.

Salah satu keistimewaan bulan Syakban yang sudah banyak diketahui adalah Nisfu Syakban atau malam pertengahan bulan. Dalam sebuah hadis, Allah SWT menjanjikan ampunan yang lebih banyak dari bulu domba bagi hambanya pada malam ini. Namun, ternyata masih ada sederet amalan lainnya yang tak kalah istimewa jika dilaksanakan pada bulan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keutamaan Bulan Syakban

Bulan ini datang tepat sebelum Ramadhan, bulan yang penuh berkah, sehingga Syakban menjadi waktu persiapan bagi umat Islam untuk menyambut bulan suci tersebut dengan hati yang bersih dan penuh semangat ibadah. Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa keutamaan di bulan Syakban.

1. Bulan Puasa Sunah

Diriwayatkan dalam beberapa hadis, Nabi Muhammad SAW suka sekali berpuasa di bulan Syakban. Bahkan, disebutkan bahwa baginda Nabi SAW berpuasa hampir satu bulan penuh. Ia hanya tidak berpuasa di satu atau dua hari jelang Ramadan agar tidak mendahului Ramadan dengan puasa sunah.

ADVERTISEMENT

Meskipun puasa sunah tidak diwajibkan, tetapi Rasulullah SAW menunjukkan bahwa puasa pada bulan Syakban sangat dianjurkan. Berikut hadis yang menganjurkan puasa sunah pada bulan Syakban.

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ

Artinya: Dari Aisyah R.A berkata: Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Syakban. (HR Bukhari No 1969 dan Muslim No 1156)

Dalam riwayat lain Aisyah berkata:

كَانَ أَحَبُّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَصُومَهُ شَعْبَانَ، ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ

Artinya: Bulan yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sunah adalah bulan Syakban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan. (HR. Abu Daud No 2431 dan Ibnu Majah No 1649)

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ : مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ

Artinya: Dari Ummu Salamah R.A berkata: Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Syakban dan Ramadhan. (HR. Tirmidzi No 726, An-Nasai 4/150, Ibnu Majah No1648, dan Ahmad 6/293)

Puasa di bulan Syakban memiliki keutamaan dan dihitung sebagai amalan dengan pahala yang besar. Puasa sunah ini menunjukkan kesungguhan seorang muslim dalam beribadah, dan menunjukkan kecintaan kepada Allah SWT.

Puasa pada bulan Syakban memberikan kesempatan untuk melatih diri dalam menjalani puasa Ramadan yang akan datang. Sebagaimana kita ketahui, puasa Ramadan memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang lebih besar, sehingga bulan Syakban menjadi bulan untuk mempersiapkan fisik dan mental agar lebih siap menghadapi puasa Ramadan.

2. Bulan Diangkatnya Amal Baik

Bulan Syakban disebut sebagai waktu diangkatnya amal-amal ke Allah SWT. Momen ini yang membuat Nabi Muhammad SAW semakin giat melaksanakan puasa sunah, karena ia menginginkan amalan baiknya diangkat saat sedang melaksanakan puasa.

Seperti yang disebutkan dalam hadis dari Usamah bin Zaid RA, ia berkata: Wahai Rasulullah SAW, kenapa aku tidak pernah melihat Anda berpuasa sunah dalam satu bulan tertentu yang lebih banyak dari bulan Syakban? Beliau SAW menjawab:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفِلُ النَّاسُ عَنْهُ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَال إِلى رَبِّ العَالمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: Ia adalah bulan saat manusia banyak yang lalai (dari beramal salih), antara Rajab dan Ramadan. Ia adalah bulan saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah SWT saat aku mengerjakan puasa sunah. (HR. Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah. Ibnu Khuzaimah mensahihkan hadis ini)

Karenanya, para ulama salaf juga memberikan keteladanan sejak masuknya bulan Syakban, mereka banyak membaca Al-Qur'an serta menunaikan zakat mal untuk membantu orang-orang mempersiapkan bekal memasuki Ramadhan.

3. Bulan Pendahuluan Ramadan

Abu Bakar Al- Balkhi seorang ulama sufi pernah berkata:

قال أبو بكر البَلْخِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ: «شهر رَجَبشهر الزرع، وشهر شعبان شهر سقي الزرع، وشهر رمضان شهر حصاد الزرع»

Artinya: Bulan Rajab adalah bulan untuk menanam. Bulan Syakban adalah bulan untuk mengairi tanaman. Sedangkan, bulan Ramadan adalah bulan untuk menuai hasil panen.

Ia menambahkan: Barangsiapa tidak menanam benih amal salih di bulan Rajab dan tidak menyirami tanaman tersebut di bulan Syakban, bagaimana mungkin ia akan memanen buah takwa di bulan Ramadan?

Hikmah dari riwayat ini adalah bulan Syakban menjadi momen yang tepat bagi muslim untuk berlatih membiasakan diri beramal sunah secara tertib. Dengan persiapan ini diharapkan muslim akan merasa ringan dan terbiasa mengerjakan amalan baik di bulan Ramadan.

4. Malam Nifsu Syakban

Keistimewaan malam Nifsu Syakban menjadi momen yang tak boleh terlewatkan oleh muslim. ada malam ini, Allah SWT turun ke langit dunia dan memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang memohon ampunan dengan tulus.

Malam Nifsu Syakban adalah malam yang berlimpah berkah dan bergelimang kebaikan. Momen ini jatuh pas pada tanggal 15 Syakban. Berikut beberapa keutamaan malam Nisfu Syakban.

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا. رواه أبو دود

Artinya: Jika tiba malam Nishfu Syakban, maka shalatlah (sunah) pada malam harinya (malam lima belas) dan berpuasalah (sunah) pada siang harinya (hari kelima belas) (HR Ibnu Majah).

Hadis lain tentang keutamaan malam Nifsu Syakban disebutkan sebagai berikut.

يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ. رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ والطَّبَرَانِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ

Artinya: Allah merahmati para hamba-Nya di malam Nishfu Syakban, maka Ia mengampuni semua makhluk-Nya, kecuali orang yang musyrik dan seorang muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap muslim lain karena urusan duniawi (HR Ibnu Hibban, At-Thabarani dan Al-Baihaqi).

Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, Imam Ahmad Bin Hanbal dan Imam Ibnu Hibban juga meriwayatkan hadits tentang malam Nifsu Syakban, beliau berkata:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةً فَخَرَجْتُ فَإِذَا هُوَ بِالْبَقِيعِ فَقَالَ أَكُنْتِ تَخَافِينَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْكِ وَرَسُولُهُ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي ظَنَنْتُ أَنَّكَ أَتَيْتَ بَعْضَ نِسَائِكَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَغْفِرُ لِأَكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعْرِ غَنَمِ كِلَبٍ

Artinya: Dari Sayyidah Aisyah RA beliau berkata: Aku kehilangan Rasulullah SAW pada suatu malam. Kemudian aku keluar dan aku menemukan beliau di pemakaman Baqi' Al-Gharqad maka beliau bersabda Apakah engkau khawatir Allah dan RasulNya akan menyia nyiakanmu? Kemudian aku berkata: Tidak wahai Rasulullah SAW, sungguh aku telah mengira engkau telah mendatangi sebagian isteri-isterimu. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah menyeru hamba-Nya di Malam Nishfu Syakban kemudian mengampuninya dengan pengampunan yang lebih banyak dari bilangan bulu domba Bani Kilab (maksudnya pengampunan yang sangat banyak). (HR. Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, Imam Ahmad Bin Hanbal dan Imam Ibnu Hibban beliau berkata hadits ini shahih)

Dari beberapa hadis tersebut disebutkan bahwa umat Islam dianjurkan melaksanakan amalan baik pada 15 Syakban. Seperti puasa sunah pada pagi hari dilanjutkan dengan salat sunah pada malam hari. Nabi Muhammad SAW juga menegaskan bahwa momen ini menjadi Waktu yang paling baik untuk memohon ampunan Allah SWT.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads