Pemkab Lamongan melakukan upaya biosecurity untuk menekan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merebak kembali. Sejumlah langkah biosecurity antara lain penutupan sementara pasar hewan dan disinfektan, vaksinasi mandiri, dan imbauan kewaspadaan.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi mengatakan, Pemkab Lamongan melakukan ragam upaya untuk menekan penyebaran kasus PMK yang akhir-akhir ini kembali muncul di Jawa Timur.
"Seperti hari ini kami melakukan biosecurity di Pasar Hewan Tikung dan vaksinasi mandiri untuk menyelematkan hewan yang masih sehat," kata Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat meninjau vaksinasi mandiri dan biosecurity di pasar hewan Tikung dan kandang ternak milik Haji Tarjo, Jumat (10/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Lamongan, Shofiah Nurhayati, pelaksanaan biosecurity di tempat berkumpulnya ternak (pasar hewan) dan vaksin mandiri merupakan langkah awal yang efektif untuk menekan penyebaran kasus PMK. Sedangkan, kata Shofiah, pelaksanaan vaksinasi mandiri bertujuan untuk melakukan penyelamatan hewan yang masih sehat.
"Hingga saat ini sudah dilakukan vaksinasi mandiri sejumlah 425 dosis. Yang mana ditujukan untuk tujuh kecamatan, diantaranya Kecamatan Mantup, Tikung, Sarirejo, Karangbinangun, Brondong, Paciran, Solokuro," jelas Shofiah Nurhayati.
Berdasarkan data dari DPKH Lamongan, pertanggal 9 Januari, total hewan sakit ada 527 kasus, hewan sembuh sejumlah 133 ekor, hewan mati 22 ekor, hewan dipotong 26 ekor, dan hewan dalam masa pengobatan sejumlah 346 ekor. Shofiah mengungkapkan, dengan upaya yang sudah dilakukan pasti kasus suspek PMK di Lamongan bisa disembuhkan.
"Karena pada masa pengobatan ternak yang suspek PMK akan diberikan vitamin, antibiotik, dan antipiretik. Sehingga mempercepat penyembuhan ternak dari PMK," paparnya.
Shofiah mengungkapkan, rencana penutupan pasar hewan saat ini masih dimatangkan karena memang untuk memutus wabah PMK di pasar hewan. Menurut Shofiah, rencana penutupan pasar hewan menjadi salah satu upaya untuk menyelamatkan peternak dari kerugian lebih besar yang ditimbulkan oleh PMK.
"Penutupan ini justru untuk menyelamatkan peternak kita. Karena penyebaran PMK lebih banyak terjadi di pasar hewan," tuturnya.
Shofiah mengimbau peternak agar rutin memeriksa hewan ternaknya dan menjalin kerja sama yang baik dengan petugas Keswan. Begitu menemukan gejala PMK pada hewan ternak, masyarakat bisa langsung menghubungi petugas.
"Karena PMK ini bisa disembuhkan. Kami juga mengimbau peternak untuk meminimalisir orang berkunjung ke kandangnya. Karena kita belum tahu orang yang datang itu dari kamdang yang sakit atau tidak. Karena ini juga rawan penularan PMK," pungkas Shofiah.
(abq/iwd)