Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak ditemukan di 30 kabupaten/kota Jawa Timur pada awal Januari 2025 ini. Kasus PMK meningkat tajam sejak Desember 2024 lalu dan ada sekitar 6.072 kasus aktif hingga hari ini.
Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono mengungkap sejumlah hal yang diduga menjadi penyebab munculnya kasus PMK di Jatim.
"Kalau tahun 2022 kasus PMK masuk wabah darurat. Tapi (kasus saat ini) dipengaruhi musim, kemudian perederan sapi dari luar Jawa Timur. Tentu tidak menutup kemungkinan kalau tidak kita jaga peredaran sapi, bisa terpapar PMK," kata Adhy di Gedung Negara Grahadi, Jumat (3/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adhy menyatakan telah mengambil langkah dengan memperketat arus keluar dan masuk hewan ternak terutama sapi ke Jatim. Ia yakin kebijakan ini dapat menekan penyebaran PMK dan mencegah agar penyakit itu tidak bertambah di Bumi Majapahit.
"Kita sudah melakukan langkah-langkah dengan kabupaten/kota yang teridentifikasi ada kasus PMK, juga dengan kementerian pertanian untuk melakukan verifikasi kondisi sapi yang terkena PMK," kata Adhy.
"Kami akan perketat kembali ya terkait dengan keluar masuknya sapi dari Jawa Timur dengan tentu perbatasan provinsi-provinsi dan kabupaten-kabupaten yang terjangkit PMK," tambahnya.
Adhy juga memastikan pihaknya akan segera memberi suplai obat dan stok vaksin ke kabupaten/kota untuk mempercepat proses penanganan hewan ternak yang terpapar PMK.
"Kami segera lakukan pengobatan langsung, vaksinasi, dan sifatnya obat termasuk vitamin yang dilakukan Disnak Jatim dan kabupaten/kota," jelasnya.
"Kita melakukan koordinasi khusus dengan disnak kabupaten/kota untuk mengambil langlah-langkah dan dari sisi anggaran tahun ini kita tambahkan alokasi anggaran untuk vaksinasi dan pengobatan. Mudah-mudahan dengan upaya ini bisa mengurangi tingkat kematian hewan yang terpapar PMK," tambahnya.
"Berikutnya kita juga kembali bekerja sama dengan Dirjen Peternakan dan kami minta bupati/wali kora yang wilayahnya terkena PMK untuk melakukan penanganan khusus. Dan kami edukasi juga ke masyarakat untuk penanganan PMK. Mudah-mudahan cepat terkendali," tandasnya.
(faa/iwd)