Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak kini sudah meluas di 21 kecamatan di Lamongan. Saat ini, terdata 180 sapi positif terjangkit PMK, sementara jumlah sapi yang mati akibat penyakit ini sudah 15 ekor.
PMK yang menyerang ternak sapi di Lamongan penyebarannya tergolong cepat. Dalam kurun waktu satu bulan, penyebarannya sudah mencapai 21 kecamatan dari 27 kecamatan yang ada di Lamongan. Penyebaran penyakit mematikan ini lebih masif saat musim penghujan.
Salah satu penyebaran penyakit bisa melalui transaksi jual beli di pasar hewan. Untuk meminimalisasi penyebaran PMK, petugas dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan melakukan pemeriksaan sapi di pasar hewan yang berada di Kecamatan Tikung, Minggu (5/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pemeriksaan ini petugas menemukan tiga ekor sapi suspek PMK dengan ciri-ciri keluar lendir serta sariawan di bagian mulut bawah. Upaya penanganan dan pencegahan terus dilakukan, antara lain dengan melakukan pemeriksaan rutin di pasar hewan hingga memberikan edukasi kepada peternak dan bantuan obat.
"Karena sumber penyakitnya itu terutama di pasar hewan, maka harus dipantau, memeriksa terkait penyebaran yang sekarang semakin signifikan kenaikannya," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan Shofiah Nurhayati.
Hingga awal Januari ini, ungkap Shofiah, setidaknya sudah ada 180 ekor sapi yang terjangkit PMK. Faktor kesembuhan ternak akibat PMK, lanjut Shofiah, mencapai 60 persen.
"Sampai saat ini sapi yang suspek PMK berjumlah 180 ekor, terbanyak ada di Kecamatan Sugio. Sapi yang mati ada 15 ekor yang tersebar di 21 kecamatan. Tingkat kesembuhan ternak yang terjangkit mencapai 60 persen," kata Shofiah.
Shofiah mengatakan, kunci menanggulangi penyakit PMK adalah kerja sama antara peternak, pedagang, dan dinas terkait. Disnakeswan Lamongan pun mengimbau para peternak sapi segera melaporkan jika ada gejala atau tanda-tanda wabah PMK. Pihaknya juga menganjurkan para peternak sapi segera melakukan vaksin pada hewan ternak.
"Kalau ada gejala segera menghubungi petugas kesehatan hewan, kemudian diobati dan dipantau sejauh mana perkembangan ternak setelah obat kita berikan," ujar Shofiah.
"Jika penanganan dilakukan secara cepat dan tepat, agar sapi-sapi yang terjangkit PMK bisa disembuhkan. Kesigapan peternak dalam melaporkan gejala PMK juga menjadi faktor kesembuhan. Karena bisa segera kita lakukan penindakan. Kalau cepat ditangani tingkat kesembuhannya cukup besar," pungkasnya.
(irb/irb)