Fakta-fakta Heboh Buaya Besar Muncul di Sungai Medokan Semampir Surabaya

Fakta-fakta Heboh Buaya Besar Muncul di Sungai Medokan Semampir Surabaya

Hilda Rinanda - detikJatim
Sabtu, 02 Nov 2024 11:30 WIB
Penampakan buaya muara di aliran sungai Medokan Semampir Surabaya
Penampakan buaya muara di aliran sungai Medokan Semampir Surabaya/Foto: Tangkapan layar
Surabaya -

Masyarakat Medokan, Semampir Surabaya digegerkan dengan kemunculan buaya berukuran besar di sungai setempat. Kejadian ini sempat viral di media sosial.

Cukup banyak warga yang melihat kemunculan buaya ini, tapi warga tak bisa berbuat banyak. BPBD Kota Surabaya menyebut, sungai tersebut merupakan habitat asli buaya ini.

Berikut Fakta-fakta Heboh Buaya Besar Muncul di Sungai Medokan Semampir Surabaya:

1. Video Kemunculan Buaya Viral

Malam itu, seperti terlihat dalam rekaman video yang viral, buaya besar itu tampak tenang meski banyak warga yang menontonnya. Bahkan ketika warga menyorotkan lampu senter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada warga yang menyebutkan bahwa buaya ini kalau dibiarkan bisa makan ternak warga. Tapi berkebalikan dengan pernyataan sebelumnya, warga itu menyatakan tidak bisa berbuat banyak.

"Mangap terus rek, golek panganan. Nek dijarno mangan bebek. Tapi gak wani ngutik-ngutik (Mulutnya terbuka terus, cari makanan. Kalau dibiarkan bisa makan bebek. Tapi nggak berani utak-atik)," ujar salah satu warga.

ADVERTISEMENT

2. Warga Sebut Buaya Tak Wajar

Dalam video yang sama dilihat detikJatim pada Jumat (1/11), warga lain menyebutkan bahwa bebek dan ayam sudah kabur setelah buaya itu muncul diduga untuk mencari mangsa.

Warga tersebut bahkan menyebutkan bahwa buaya itu merupakan buaya yang tak wajar, tidak jelas apa yang dimaksud warga tersebut soal buaya yang tak wajar.

"Iki bajul gak wajar iki. Soale munggah bebek pitik mlayu sedoyo (Ini ada buaya tidak wajar. Karena naik, bebek dan ayam lari semua)," lanjutnya.

3. BPBD Surabaya Buka Suara

BPBD Kota Surabaya menganggap wajar kemunculan buaya di Sungai Medokan Semampir tersebut. Kasubid Kedaruratan BPBD Kota Surabaya Arif Sunandar menyebutkan sungai itu memang habitat buaya muara.

"Medokan Semampir, Wonorejo itu kemudian melingkar sampai Gunung Anyar memang habitatnya di situ kalau menurut BBKSDA. Jadi memang kalau di sekitar muara memang tempatnya," ujar Arif.

4. Buaya Pernah Muncul Tahun Lalu

Arif juga meyebut bahwa kemunculan buaya itu bukan pertama kalinya. Pada 2023 BPBD Kota Surabaya bersama BBKSDA menerima laporan yang sama dan telah menyusuri sungai.

"Waktu itu laporannya di Medokan Semampir ada yang merekam, kira-kira panjangnya 1,5 meter. Satu tahun yang lalu, bertepatan dengan bulan-bulan musim hujan," tutur Arif.

Namun dari penyisiran yang dilakukan, petugas tidak berhasil menemukan buaya yang dimaksud. Sebab kemunculan buaya itu rupanya jadi hal yang tidak bisa diprediksi.

"Karakteristik buaya bukan hewan yang sering keluar, kemunculannya sewaktu-waktu, saat cari makan atau saat matahari terik dia muncul. Itu gak lama," ungkap Arif.

5. Imbauan BPBD

BPBD Kota Surabaya pun mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan segera melapor ke petugas bila sewaktu-waktu menjumpai kemunculan buaya di sekitarnya.

"Kita sosialisasikan ke warga, kalau melihat segera telpon Command Center. Untuk evakuasi kita juga gak berangkat sendiri, akan berkolaborasi sama BBKSDA," imbaunya.

Pemasangan papan imbauan agar warga semakin waspada juga sedang dipertimbangkan. Terutama jika kemunculan buaya itu berada di sekitar pemukiman.

"Daerah itu akan diasesmen dulu, jika jauh dari pemukiman tidak dipasang (papan imbauan). Namun jika ada pemukiman dan ada masyarakat berkumpul akan dipasang," ujarnya.

6. Penjelasan BBKSDA

Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam wilayah 3 BBKSDA Jatim Gatut Panggah Prasetyo mengatakan bahwa buaya yang muncul itu jenis muara atau porosus.

"Hampir semua daerah pinggiran yang merupakan hulu adalah habitatnya," kata Gatut saat dikonfirmasi detikJatim.

Dia juga menyebutkan bahwa buaya itu berjenis sama dengan yang muncul di sekitar Sungai Gunung Anyar. Namun, dia terangkan bahwa penanganan buaya bukan wewenang BBKSDA

"Bisa jadi ada pergerakan (buaya). Namun untuk saat ini sesuai UU 32 tahun 2024 penanganan buaya menjadi kewenangan KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan)," tandas Gatut.




(hil/iwd)


Hide Ads