Pemkot Mojokerto menyalurkan bantuan pangan untuk 796 keluarga berisiko stunting dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). Jumlah balita stunting di Kota Onde-onde diklaim berhasil ditekan menjadi 1,85%.
Penyaluran bantuan pangan berlangsung di Kantor Pos Mojokerto pada 11 dan 12 September 2024. Sebanyak 796 keluarga berisiko stunting menerima bantuan berupa 1 ekor ayam dan 10 butir telur ayam per keluarga.
Pj Wali Kota Mojokerto Moh Ali Kuncoro menjelaskan bantuan pangan dari Bapanas ini untuk memenuhi kebutuhan gizi balita sehingga kasus baru balita stunting bisa dicegah dan masa depan anak-anak di wilayahnya kian cerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemkot Mojokerto sendiri, lanjut Ali, juga getol menjalankan berbagai program dan inovasi mempercepat penurunan stunting. Sehingga prevalensi balita stunting bisa ditekan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPBGM), jumlah balita stunting di Kota Mojokerto turun dari 3,12% tahun 2022 menjadi 2,04% tahun 2023.
"Per Juli 2024, prevalensi stunting di Kota Mojokerto menjadi 1,85 persen," jelasnya kepada wartawan, Kamis (12/9/2024).
Ali menuturkan, pecepatan penurunan stunting salah satunya dengan program Neo Baksos MAK setiap Selasa, Rabu, dan Jumat. Yakni berupa pemberian pangan bergizi kepada keluarga balita stunting.
Digulirkan pula inovasi Gerakan Masyarakat Peduli Gizi Stunting (Gempa Genting) dan Cegah Stunting, Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto (Canting Gula Mojo).
"Alhamdulillah program-program itu memberikan hasil positif yang terlihat dari turunnya prevalensi stunting di Kota Mojokerto," terangnya.
Ali menegaskan Pemkot Mojokerto berkomitmen menjalankan semua program penurunan stunting. Sebab pihaknya ingin mencetak generasi lebih sehat, cerdas, dan berkualitas untuk Indonesia Emas 2045.
"Dengan program yang konsisten, kami berharap angka stunting di kota ini dapat semakin menurun hingga terwujud Zero New Stunting," tandasnya.
(dpe/iwd)