Tersisa 1,54%, Kota Mojokerto Ditargetkan Zero Stunting Tahun 2026

Tersisa 1,54%, Kota Mojokerto Ditargetkan Zero Stunting Tahun 2026

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Kamis, 13 Mar 2025 00:40 WIB
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari (Foto: Dok. Istimewa)
Mojokerto -

Kota Mojokerto ranking pertama dalam penurunan prevalensi balita stunting di Indonesia. Jika saat ini angka stunting tersisa 1,54%, maka kota yang terdiri dari 3 kecamatan ini ditargetkan mencapai new zero stunting pada 2026.

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Mojokerto merilis prevalensi balita stunting berhasil ditekan secara bertahap secara siginifikan. Berdasarkan data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM), kasus stunting tahun 2020 mencapai 7,71% atau 301 balita.

Prevalensi balita stunting kemudian turun bertahap menjadi 4,84% atau 292 balita tahun 2021, 3,12% atau 165 balita tahun 2022, 2,04% atau 122 balita tahun 2023, serta 1,54% atau 88 balita tahun 2024. Sebarannya tertinggi di Kelurahan Kedundung 15 balita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disusul Kelurahan Kranggan 9, Balongsari 9, Wates 7, Blooto 7, Gunung Gedangan 6, Magersari 6, Mentikan 5, Prajurit Kulon 5, Sentanan 4, Pulorejo 4, Miji 3, Gedongan 3, Jagalan 2 dan Surodinawan 2. Sedangkan Kelurahan Meri dan Purwotengah zero stunting.

"Ini adalah hasil kolaborasi kita semua. Setiap sektor menjalankan perannya dengan maksimal sesuai tugas dan tanggungjawabnya. Sinergi yang kuat ini membuahkan hasil nyata," terang Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari atau Ning Ita saat Rembuk Stunting Lintas Sektor di Sabha Mandala Madya Balai Kota Mojokerto, Rabu (12/3/2025).

ADVERTISEMENT

Capaian tersebut menempatkan Kota Mojokerto pada peringkat pertama nasional dalam penurunan angka stunting. Oleh sebab itu, Ning Ita optimis bisa mencapai status new zero stunting pada 2026 di bawah kepemimpinannya jilid II. Sehingga nantinya tak ada lagi balita stunting maupun bayi yang lahir dengan risiko stunting atau kasus baru.

"Ini adalah tanggung jawab kita bersama. Kita membangun Indonesia dari kota kecil ini, dari bumi Majapahit, dengan menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan bebas stunting," jelasnya.

Dalam Rembuk Stunting Lintas Sektor juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama penurunan stunting di Kota Mojokerto oleh pemkot, kejaksaan, Kodim 0815, serta Polres Mojokerto Kota. Tidak hanya itu, rencana aksi berupa intervensi spesifik dan sensitif untuk tahun ini juga disiapkan.

Intervensi spesifik meliputi pemberian tambahan asupan gizi kepada 147 bumil kekurangan energi kronis (KEK), tablet tambah darah (TTD) untuk 1.986 bumil, TTD untuk 9.122 remaja putri, serta memastikan 425 bayi usia di bawah 6 bulan mendapatkan ASI eksklusif.

Kemudian memberi makanan pendamping ASI untuk 1.439 bayi usia 6-23 bulan, memberi layanan sesuai tata laksana terhadap 2 balita gizi buruk, memantau tumbuh kembang 5.704 balita, tambahan asupan gizi untuk 209 balita berstatus gizi kurang, serta memastikan 1.832 balita mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Sedangkan intervensi sensitif meliputi memberi layanan KB pasca persalinan terhadap 1.940 ibu, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, pemeriksaan kesehatan untuk 636 calon pengantin, akses air minum dan sanitasi yang layak bagi 47.880 rumah tangga, pendampingan 1.699 keluarga berisiko stunting.

Juga memberikan bantuan tunai bersyarat kepada 3.334 keluarga miskin dan rentan, sosialisasi stunting di lokasi prioritas terhadap 18.995 jiwa, memberikan bansos pangan kepada 3.500 keluarga miskin dan rentan, serta gerakan setop buang air besar sembarangan di 18 kelurahan.

Selain mengatasi stunting, Ning Ita juga bakal merealisasikan sejumlah program strategis untuk mencetak SDM berkualitas menyambut Indonesia Emas 2045. Salah satunya mempertahankan capaian Universal Health Coverage (UHC) dan makan bergizi gratis (MBG) untuk siswa TK sampai SMA secara bertahap.

"Mewujudkan Indonesia Emas 2045 adalah tugas kita bersama. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga kejaksaan, kodim, polres, PKK dan seluruh elemen masyarakat. Dengan bergerak bersama, kita bisa menciptakan generasi yang sehat dan cerdas," tandasnya.




(abq/iwd)


Hide Ads