Mojokerto Jadi Kota Terbaik Se-Jatim dalam Penurunan Stunting

Mojokerto Jadi Kota Terbaik Se-Jatim dalam Penurunan Stunting

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 01 Jul 2025 18:45 WIB
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari (Ning Ita) menerima piagam penghargaan
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari (Ning Ita) menerima piagam penghargaan. (Foto: Istimewa)
Mojokerto -

Mojokerto menjadi kota terbaik se-Jatim dalam aksi konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting (PPPS) tahun 2025. Prestasi ini pun diganjar penghargaan dari Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.

Piagam penghargaan kota terbaik hasil penilaian kinerja pelaksanaan aksi konvergensi PPPS tahun 2025 diterima Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari (Ning Ita) saat peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 di Dyandra Convention Center, Surabaya.

Kota Mojokerto menjadi yang terbaik se-Jatim dalam aksi penurunan stunting setelah mendapatkan nilai 132 dari tim panelis. Menurut Ning Ita, prevalensi balita stunting di wilayahnya saat ini hanya 1,42% atau 82 jiwa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penghargaan ini bukan hanya kebanggaan, tapi juga menjadi penguat bahwa kerja keras bersama dalam mencegah dan menurunkan stunting harus terus kita lanjutkan dengan komitmen yang lebih kuat," jelasnya kepada wartawan, Selasa (1/7/2025).

Penilaian kinerja pelaksanaan aksi konvergensi PPPS tahun 2025 berlangsung dalam 2 tahap. Yaitu review dokumen pendukung dan presentasi dokumen pendukung secara langsung.

ADVERTISEMENT

Sedangkan aksi konvergensi yang dikerjakan Pemkot Mojokerto meliputi analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, regulasi percepatan penurunan stunting, pembinaan pelaku dan pemerintah kelurahan, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi stunting serta review kinerja tahunan.

Menurut Ning Ita, pencegahan dan percepatan penurunan stunting menjadi program prioritas Pemkot Mojokerto. Intervesinya menyasar para balita stunting dan wasting, para orang tua, ibu hamil, serta para calon pengantin. Ia berharap wilayahnya mencapai zero stunting tahun 2026.

"Secara graduatif prevalensi stunting di Kota Mojokerto sudah turun dan saat ini sudah ada dua kelurahan di Kota Mojokerto yang zero stunting, yaitu Kelurahan Purwotengah dan Kelurahan Meri," tandasnya.




(auh/hil)


Hide Ads