Maka, penguatan struktur bangunan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Hal itu diungkapkan Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS Ahmad Basshofie Habieb.
Dia menyebut rumah atau hunian ramah gempa hingga membuat peredam gempa meliputi beragam bahan. Salah satunya pasir, bambu, karet.
"Bisa diperkuat dengan kawat anyam, paku payung, plester, dan perkuatan dengan bambu untuk bagian dinding. Caranya dengan ambil kulit bambu dan dagingnya, beri lubang dan lakukan metode perekatan antara bambu, batu bata, dan semen," kata Basshofie dalam webinar Menghadapi Gempa Megathrust dengan Solusi Perkuatan Bangunan, Sabtu (31/8/2024).
Ia juga menyarankan membuat peredam gempa dengan campuran pasir dan limbah karet untuk diletakkan di tanah yang akan menjadi tempat berdirinya bangunan.
"Gali tanah asli, ganti dengan pasir kerikil dan limbah karet. Jika terjadi gempa, goyangan bisa diredam dengan signifikan," jelasnya.
Beberapa penelitian tersebut, bisa menjadi rekomendasi untuk para pelaku konstruksi maupun masyarakat dalam mewujudkan rumah tahan gempa.
Seperti yang dikatakan Perekayasa Ahli Utama Balai Hidrolika dan Geoteknik Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Ari Setiadi Moerwanto, bahwa perlu ada paradigma membangun dengan lebih baik dan aman pada kalangan masyarakat.
"Penerapan infrastruktur tahan gempa harus dilakukan pada semua lini pembangunan, disertai dengan sosialisasi, edukasi, dan literasi kepada masyarakat dan pelaku konstruksi," kata Ari.
(abq/fat)