BMKG Juanda menerbitkan Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini banjir lahar untuk mitigasi bencana gunung meletus di wilayah Jawa Timur. EWS juga berfungsi untuk memetakan daerah rawan bencana hingga meminimalisasi dampaknya.
"Bentuk sistem peringatan dini ini salah satunya BMKG memberikan informasi cuaca aktual gunung berapi Jawa Timur, dengan pantauan citra radar cuaca dan satelit secara realtime,"Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo Taufiq Hermawan, Minggu (11/8/2024).
"Seperti di Gunung Semeru, Ijen, dan beberapa gunung lain. Peringatan dini akan diberikan jika terjadi kondisi terkait potensi bencana," sambungnya saat mengisi Webinar EWS Banjir Lahar bersama ITS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan BMKG akan menerbitkan peringatan dini kawasan gunung berapi di Jawa Timur apabila forecaster (prakirawan cuaca) melihat sejumlah tanda-tanda terjadinya bencana melalui pantauan radar.
Salah satunya saat muncul awan cumulonimbus (CB) di kawasan sekitar gunung api. BMKG akan segera menerbitkan peringatan dini. Sebab, awan ini bisa menyebabkan hujan lebat, sambaran petir, hujan es, hingga puting beliung yang berkaitan dengan bencana banjir lahar, banjir bandang, maupun cuaca ekstrem.
Diharapkan, melalui peringatan dini yang diterbitkan BMKG, para pemangku kepentingan bisa segera berupaya melakukan evakuasi terhadap warga untuk meminimalisasi dampak bencana gunung meletus.
"Jika sudah ada peringatan dini, contohnya dari puncak Gunung Semeru sampai ke Curah Kobokan, golden time sekitar 10-12 menit, itu informasi dari pos pemantau. Ketika ada warning dari BMKG, golden time bisa dimanfaatkan untuk antisipasi hilir dengan evakuasi," jelas Taufiq.
Sebelumnya, banjir lahar Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan. Berdasarkan data pos komando (posko) penanganan darurat bencana erupsi Semeru, tercatat ada 54 orang meninggal dunia, sedangkan enam warga dinyatakan hilang.
Total rumah rusak mencapai 1.027 unit dan total warga mengungsi berjumlah 9.417 jiwa yang tersebar di 402 titik. Oleh karena itu, sistem peringatan dini banjir lahar memiliki urgensitas tinggi karena dapat menyelamatkan nyawa dan mengurangi kerugian materi yang signifikan.
(irb/iwd)