Sumur bor di Dusun Tonaung, Desa Pandan, Omben, Sampang yang sempat menyemburkan air setinggi 20 meter tiba-tiba surut. Air yang surut seperti tersedot lagi ke dalam lubang sumur.
Surutnya semburan air itu kini hanya menyisakan lubang bekas sumur bor. Lubang dengan diameter 10 cm tampak menganga tanpa air dan aroma gas.
Terdapat cekungan kecil di sekitar lubang bekas genangan air yang menyembur di samping sumur bor. Di sekitar lokasi lubang dan halaman rumah Rokib (35), pemilik sumur bor menyisakan kerikil kecil yang berserakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rokib mengaku lubang pada sumur bor tersebut tidak banyak berubah. Hanya bagian atas samping sumur bor itu sedikit tergerus.
"Lubangnya ternyata tetap nggak melebar, cuma bagian atas sedikit melebar. Sekitar 10 cm saja," kata Rokib kepada detikJatim di sekitar rumahnya, Minggu (4/8/2024).
Meski begitu, dampak semburan air 20 meter beberapa atap genting rumahnya rusak. Dan atap rumahnya berlubang terdampak batu yang disemburkan air lalu jatuh ke rumahnya.
"Iya, asbes yang bolong-bolong (Lubang) itu terkena batu waktu pertama kali nyembur. Untungnya batunya sedikit dan tidak semua jatuh ke rumah," ungkapnya.
Mengenai surutnya semburan air itu, pakar Geologi ITS, Prof Amien Widodo memberi penjelasan ilmiahnya. Dia menilai tidak keluarnya air dikarenakan gas yang tadinya ada, kini telah habis.
"Itu gas yang membuat air muncrat, habis seperti yang terlihat. Tidak lagi, karena gasnya habis sehingga air tidak bisa naik lagi," kata Amien.
Ia menjelaskan, bahwa Indonesia termasuk kawasan tropis. Sejak puluhan hingga jutaan tahun lalu banyak lapisan batuan di bawah tanah mengandung gas.
"Karena dulu saat mengendap banyak bahan organik yang ikut (Pohon, daun, hewan dan lain-lain). Lapisan gas ini umumnya berupa endapan lensa dengan jumlah gas sedikit," jelasnya.
Ketika sumur bor mengeluarkan air atau bau menyengat, itu akan hilang dengan sendirinya. Apalagi ketika air sudah menyusut, maka tidak akan keluar lagi bahkan lebih besar.
"Saat lapisan ini tertembus bor, maka akan keluar sebagai semburan air dan gas berbau belerang dan akan habis dengan sendirinya," ujarnya.
Kejadian di Sampang ini bukan kali pertamanya terjadi. Kejadian serupa sudah banyak terjadi di daerah-daerah lainnya di Indonesia
"Bisa di googling semburan terjadi di Kalimantan, Sumatra, Jakarta, Jateng, Jatim dan lain-lain," pungkasnya.
Sebelumnya, sebuah sumur bor milik Rokib, warga Dusun Tonaung, Desa Pandan, Omben, Sampang menyemburkan air setinggi 20 meter. Air menyembur setelah dilakukan pengeboran selama 38 hari.
Pengeboran sempat dihentikan pada Kamis (1/8) malam karena tukang yang mengerjakan merasa sudah mencapai titik sumber air. Namun pada Sabtu (3/8) air menyembur dari dalam sumur.
Semburan air itu disertai bau menyengat seperti belerang. Karena hal ini pemilik sumur dan warga sempat panik karena mendengar desing angin seperti deru mesin pesawat disertai 2 kali letusan saat air menyembur.
(abq/fat)