Jembatan akses satu-satunya Desa Kedung Peluk Kecamatan Candi ke Kota Sidoarjo ambrul. Akibatnya kendaraan roda empat tidak bisa melewati jembatan tersebut. Warga desa meminta agar Pemkab segera membangun jembatan baru.
Ambruknya jembatan Kedung Peluk itu terjadi pada Selasa (16/7) siang sekitar pukul 12.00 WIB. Untuk saat ini warga Desa Kedung Peluk hanya bisa memanfaatkan dam air untuk jalan sementara.
Kades Kedung Peluk Muhammad Madenan mengatakan jembatan ini adalah satu-satunya akses buat warga yang bermata pencaharian sebagai petani tambak. Sementara itu hasil tambak ada yang ekspor keluar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di saat agenda Musyawarah Desa Kedungpeluk kemarin malam soal penetapan RPJMDes tahun 2025 -2026, termasuk penambahan jabatan kades di Undang-Undang Nomor 3/2024 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014, warga menyampaikan uneg-unegnya.
"Di dalam forum itu warga Desa Kedungpeluk yang diwakili Pemerintah Desa, BPD Desa, lembaga desa, dan seluruh ketua RT dan RW di wilayah desa Kedungpeluk punya uneg-uneg, kok bisa usulan mereka di musrenbang desa dan musrenbang kecamatan tidak digubris Pemda Sidoarjo?" kata Madenan, Kamis (18/7/2024).
"Selain jembatan yang ambruk itu sebetulnya Pemdes Kedungpeluk juga sudah mengajukan pembangunan jembatan di wilayah tangkis yang juga saat ini sangat memprihatinkan," imbuh Madenan.
Madenan berharap Pemkab Sidoarjo segera membangun jembatan yang ambruk tahun ini. Dia berharap Plt Bupati tidak menganggarkannya di tahun 2025 seperti statement terakhir saat beliau meninjau jembatan ambruk pada Selasa (16/7) siang.
![]() |
"Kami mengharapkan pembangunan tersebut bisa dianggarkan dalam PAK APBD 2024 atau dengan Dana Emergency Pemda. Karena ini bisa mempengaruhi perekonomian desa dan warga sekitar yang penghasilannya dari pertambakan di Sidoarjo. Apalagi Kedungpeluk adalah salah satu pengekspor Komoditi unggulan yaitu Udang Windu ke berbagai Negara, khususnya ke Jepang," tandas Madenan.
Sementara itu Kepala Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Sidoarjo mengatakan bahwa pembangunan jembatan yang ambrol rencana ada beberapa skema, di antaranya membangun jembatan sementara seperti Bailey dan jembatan sementara menggunakan box culvert
Selain itu ada alternatif lain dengan membangun jembatan permanen dengan menggunakan truss Bridge atau dengan double U box. Saat ini pihaknya bersama tim telah menganalisa terkait dengan waktu pelaksanaan.
"Apabila waktu pelaksanaan jembatan permanen itu tidak lebih dari 3 bulan, maka pihaknya akan membangun jembatan permanen," kata Dwi Eko.
Dwi Eko menjelaskan, karena memasang jembatan Bailey itu membutuhkan waktu juga, apalagi membutuhkan tonase yang lebih berat. Maka pemasangannya akan lebih lama, semoga dalam waktu dua hingga tiga hari ada kepastian dari Bupati Sidoarjo.
"Kami mencoba antara membangun jembatan permanen dan non permanen selisihnya sedikit apabila kami menggunakan struktur doble u box. Dengan bentang 21 meter dan lebar 7 meter akan selesai sekitar 3 bulan," jelas Dwi Eko.
Ia menambahkan, apabila itu tidak ada kendala bisa kurang dari tiga bulan, artinya lebih worth langsung membangun jembatan permanen dari pada menunggu membangun jembatan sementara juga membutuhkan waktu lama.
"Apabila membangun jembatan dengan sistem girder bridge pembangunan juga butuh waktu yang lama paling tidak sekitar 7 bulan. Selain itu juga tidak bisa dilaksanakan tahun 2024, yang pasti di tahun 2025," tandas Dwi Eko.
(dpe/iwd)