Jembatan Desa Kedung Peluk, Candi, Sidoarjo, ambrol setelah dilewati truk sirtu. Pemkab Sidoarjo akan membangun jembatan sementara yakni jembatan bailey sebagai pengganti jembatan yang merupakan satu-satunya akses dari Desa Kedung Peluk ke Kota Sidoarjo tersebut.
Plt Bupati Sidoarjo Subandi mengatakan Jembatan Kedung Peluk yang ambrol ini merupakan akses satu-satunya untuk aktivitas warga desa yang mata pencahariannya sebagai petani tambak.
"Pemkab akan segera memasang jembatan bailey, karena ini akses satu-satunya, maka mau tidak mau kita harus segera bangun jembatan Bailey," kata Subandi kepada wartawan di lokasi, Selasa, (16/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Subandi menjelaskan rencana jembatan bailey itu lebarnya 3 meter dan panjangnya 21 meter. Dalam satu bulan ini jembatan bailey tersebut akan terpasang.
"Salah satu penyebab ambrolnya jembatan Kedungpeluk karena struktur bangunannya sudah lama. Dibangun sekitar 1980-an. Sebelumnya juga sudah terjadi retakan," jelas Subandi.
Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum Binamarga dan Sumber Daya Air Sidoarjo Dwi Eko Saptono mengatakan bahwa Jembatan Kedung Peluk merupakan satu-satunya jalan penghubung warga setempat. Jika tidak segera diperbaiki maka akan mengganggu perputaran ekonomi masyarakat.
"Mestinya ini memang dibangun tahun 2024 ini. Tapi belum terlaksana. Insyaallah awal tahun 2025 ini akan kembali dibangun," kata Dwi Eko.
"Kami akan segera memasang jembatan bailey, namun jembatan tersebut hanya bisa digunakan untuk satu lajur. Rencana lebar jembatan 3 meter dan panjangnya 21 meter," tandas Dwi Eko.
Kepala Desa Kedungpeluk, Muhammad Madenan menerangkan jembatan tersebut sudah ada retakan. Dia sudah melaporkan kondisi tersebut ke pihak Kecamatan Candi, tapi belum ada tindakan.
"Kami sudah laporkan kondisi jembatan ini ke Kecamatan Candi," ungkapnya.
Madenan menambahkan jembatan Kedungpeluk ini sudah lama dibangun, sekitar tahun 1980. Karena ambrol, kendaraan roda empat tidak bisa lewat. Untuk roda dua sementara dialihkan di dam sungai. Lewatnya secara bergantian.
"Ini merupakan akses utama warga Desa, kendaraan roda empat tidak bisa melewati jalan ini. Untuk sepeda motor warga bisa melewati dam sungai," imbuh Madenan.
(abq/iwd)