Apakah Sah Jika Salah Lempar Jumrah hingga Harus Berwudu, Ini Penjelasannya

Apakah Sah Jika Salah Lempar Jumrah hingga Harus Berwudu, Ini Penjelasannya

Allysa Salsabillah Dwi Gayatri - detikJatim
Jumat, 14 Jun 2024 14:20 WIB
Jamaah haji melempar jumroh aqobah di Jamarat, Mekah, Arab Saudi, Rabu (28/6/2023). Lempar jumrah aqobah merupakan salah satu syarat yang wajib dilakukan pada ibadah haji sebagai simbol pengusiran setan yang pernah dilakukan Nabi Ibrahim AS. ANTARAFOTO/Wahyu Putro A/foc.
Melempar jumrah (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Surabaya - Salah satu rangkaian dalam ibadah haji di Tanah Suci adalah melempar jumrah. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara melempar batu-batu kecil ke sebuah pilar elips pipih yang ada di Mina.

Adapun doa yang bisa dipanjatkan ketika melempar jumrah yang menjadi syarat wajib haji. Amalan lempar jumrah ini dapat dilakukan pada hari nahar dan hari tasyrik. Lempar jumrah dilakukan selama empat hari yakni sejak tanggal 10 hingga 13 Zulhijah.

Simak selengkapnya untuk mengetahui doa melempar jumrah serta ketentuan dari lempar jumrah itu sendiri.

Doa Melempar Jumrah

Dikutip dari detikhikmah, berikut doa yang dapat dibaca ketika dan sesudah menunaikan lempar jumrah saat haji. Berikut pembahasannya seperti dikutip dari buku Doa-Zikir Haji & Umrah oleh Ahmad Zayyidin Ansori Lc dan Hj Indriya R.

A. Doa ketika Melempar Jumrah

Arab latin: Bismillahi wallahu akbar, rajman lusysyayaathiini wa ridhan lirrahmaani. Allahummaj'al hajjan mabruuran wa sa'yan masykuuran

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar. Laknat bagi setan dan keridhaan bagi Allah yang Maha Kasih. Ya Allah, jadikanlah hajiku ini diterima (mabrur) dan sa'iku ini disyukuri,"

B. Doa setelah Melempar Jumrah Versi Pertama

Dikutip dari Buku Pintar Doa dan Zikir Rasulullah oleh Abdullah Zaedan, berikut doa selesai melempar jumrah

Arab latin: Allahummaj'alhu hajjan mabruuron wa dzanban maghfuuron

Artinya: "Ya Allah jadikanlah (melempar jumrah ini) sebagai sarana untuk meraih haji mabrur dan dosa yang terampuni," (HR Ahmad)

C. Doa setelah Melempar Jumrah Versi Kedua

Arab latin: Alhamdulillaahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiih. Allahumma laa uhsii tsanaa'an 'alaika anta kamaa atsnaita 'alaa nafsika. Allahumma ilaika afadhtu wa min 'adzaabika asyfaqtu wa ilaika raghibtu wa minka rahibtu faqbal nuskii wa azhim ajrii warham tadh tadharru'ii waqbal taubatii wa aqilla 'atsaratii wastajib da'watii wa a'thinii su'lii. Allahummaj'alhu ahajjan mabruuran wa sa'yan masykuuran

Artinya: "Segala puji bagi Allah, pujian yang banyak lagi baik dan membawa berkah di dalamnya. Ya Allah, sekali-kali kami tidak mampu mencakup segala macam pujian untuk-Mu, sesuai pujian-Mu atas diri-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah dari siksa-Mu aku mohon belas kasihan dan kepada-Mu aku berharap dan aku takut. Maka, terimalah ibadahku, perbesarlah pahalaku, kasihanilah kerendahan hatiku, terimalah tobatku, perkecillah kekeliruanku, perkenankanlah permohonanku dan berikanlah permintaanku. Ya Allah, kabulkanlah, terimalah persembahan kami ini dan janganlah kami diijadikan orang-orang yang berdosa, tetapi masukkanlah kami dalam hamba-Mu yang saleh, wahai Tuhan yang paling Pengasih. Ya Allah, Tuhanku, jadikanlah hajiku ini haji yang barur dan sa'iku ini sebagai sa'i yang diterima,"

D. Tata Cara Lempar Jumrah Saat Haji

Sebelum pelaksanaan lempar jumrah, jamaah haji perlu melakukan persiapan tertentu. Mereka harus membersihkan diri dengan mandi wajib (mandi janabah) atau wudhu jika tidak dalam keadaan junub.

Selain itu, jamaah haji juga harus menggunakan pakaian ihram yang merupakan pakaian khusus yang digunakan selama mengerjakan ibadah haji.

Dikutip dari buku Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah karya Agus Arifin, tata cara melempar jumrah yaitu sebagai berikut :

1. Melempar jumrah menggunakan kerikil. Kira-kira ukuran kerikil yakni sebesar ruas jari kelingking
2. Menurut mazhab Hambali dan Maliki, kerikil yang dipakai untuk melempar merupakan kerikil baru. Sementara menurut mazhab Hanafi dan Syafi'i boleh melempar dengan kerikil bekas.
3. Satu kerikil digunakan untuk satu lemparan. Apabila melempar tujuh kerikil sekaligus, maka tetap dihitung satu lemparan
4. Melempar jumrah dikerjakan dengan tangan dan tidak diperbolehkan memakai alat pelontar
5. Baca takbir setiap kali melempar jumrah
6. Hendakan pelemparan dilakukan dengan urutan yang benar
7. Jika seseorang gagal kita melakukan lempar jumrah, maka wajib baginya untuk memulai dari awal


Artikel ini ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(irb/fat)


Hide Ads