Dugaan salah sasaran penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) di Universitas Brawijaya (UB) ramai dibincangkan di media sosial. Penerima KIPK diduga pamer gaya hidup mewah alias hedon.
Nama-nama mahasiswa yang diduga menyalahgunakan KIP Kuliah itu diungkap satu per satu melalui media sosial X oleh akun @ubmenfess.
Salah satunya dalam unggahan Selasa (30/4). Cuitan itu mengundang sejumlah komentar yang menyebutkan kejanggalan penerima KIPK di UB.
"Temen prodiku 2-3 orang penerima KIPK tp story ig nya hedon bgt tolong gaberes inima, nongkrong di tempat fancy lg bener2 ganyangka sih," tulis salah satu akun dilihat detikJatim, Rabu (8/5/2024).
"Temen gua anak KIPK hp nya semua iphone wkwkwkwkwkwkwk," ujar komentar lainnya.
Pantauan detikJatim, sejumlah unggahan soal penerima KIPK lain yang dinilai bergaya hidup mewah hingga memiliki barang mahal terus bermunculan dan mewarnai lini media sosial.
Faktanya, KIPK adalah bantuan pendidikan bagi mahasiswa dengan potensi akademik yang baik tetapi kurang mampu secara ekonomi.
Unggahan itu menuai beragam komentar. Banyak yang kecewa pada penerima KIPK yang dianggap hedon. Mereka bukan seharusnya menerima program yang ditargetkan bagi siswa berprestasi tapi kurang mampu.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr Setiawan Noerdajasakti menyebutkan pihaknya akan memverifikasi informasi yang beredar di medsos soal mahasiswa penerima KIPK bergaya hidup hedon.
"Kami akan melakukan evaluasi ulang kelayakan mahasiswa sebagai penerima KIPK. Ada 3 tahapan proses yang akan dilakukan," kata Setiawan dikonfirmasi detikJatim.
Pertama, UB akan mendata dan mengidentifikasi nama-nama mahasiswa yang beredar di media sosial sekaligus nama-nama yang terlapor melalui UB-Care.
"Kedua, kami akan melanjutkan proses evaluasi penerima KIPK yang rutin dilaksanakan tiap semester. Ketiga, memanggil mahasiswa-mahasiswa yang terlapor untuk evaluasi lebih lanjut," sambungnya.
Dia mengatakan sejauh ini pihaknya mendata dan mengidentifikasi nama-nama mahasiswa yang diungkap di medsos dan menerima laporan baik secara langsung di bidang kemahasiswaan maupun melalui UB-Care.
Sementara itu, Ia menegaskan penelusuran lebih lanjut akan tetap dilakukan. Setelah diverifikasi data dan jika ditemukan indikasi kecurangan pihak penerima KIPK akan diundang untuk dikonfirmasi dan dievaluasi.
Proses seleksi dan besaran beasiswa KIPK yang diterima mahasiswa di halaman selanjutnya.
(dpe/iwd)