Sebanyak 176 peserta tidak menghadiri hari kedua pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) di Universitas Brawijaya Malang. Ratusan peserta yang absen itu akumulasi sesi pertama hingga ketiga yang digelar hari ini.
Hal ini disampaikan Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru UB Prof Imam Santoso. Dia sebutkan dari total puluhan ribu peserta UTBK, setidaknya pada sesi pertama dan kedua ada 113 peserta dan sesi ketiga terdapat 63 peserta yang dinyatakan absen atau tidak mengikuti UTBK.
"Ada sebanyak 20.775 peserta yang mengikuti pelaksanaan UTBK di UB. Pada sesi pertama dan kedua persentase kehadiran mencapai 96,42 persen dengan jumlah peserta yang tidak hadir ada 113 peserta. Sesi ketiga yang absen ada 63 orang dengan persentase kehadiran 95,97 persen," jelas Prof Imam dalam konferensi pers UTBK, Kamis (2/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prof Imam menyampaikan jumlah ketidakhadiran ini bukan karena terlambat, tetapi karena memang tidak datang saat pelaksanaan UTBK. Imam menyebutkan ada sejumlah faktor yang menyebabkan ratusan peserta itu tidak hadir.
"Ada banyak faktor, bisa karena sakit, alasan pribadi, dan jadwal yang bersamaan dengan ujian tes masuk sekolah kedinasan. Tetapi itu tidak bisa langsung dideteksi selama ini," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik UB itu menegaskan bahwa UB tidak mengalokasikan waktu tambahan bagi peserta yang dinyatakan absen maupun peserta yang tidak diperkenankan memasuki ruang ujian akibat terlambat.
"Toleransi keterlambatan sekitar 30 menit sejak kedatangan. Secara sistem kita memang tidak mengalokasikan waktu ke jadwal yang lain, termasuk yang terlambat dan tidak diperkenankan mengikuti ujian," ujar Prof Imam.
Tak hanya itu, Rektor UB Prof Widodo menambahkan untuk memperlancar pelaksanaan UTBK di UB pihaknya menyediakan komputer sesuai jumlah peserta yang mengikuti ujian di masing-masing sesi, yakni 1.580 unit yang tersebar di 62 ruang di rektorat maupun fakultas kampus utama.
"Semuanya sudah dalam posisi sangat siap, dilihat dari kesiapan ruang, serta sarana dan prasarana pendukungnya. Kami sediakan 1.580 unit komputer dan 280 unit komputer cadangan," imbuhnya.
Prof Widodo berharap nanti peserta yang dinyatakan lolos dalam seleksi itu bisa segera mendaftar ulang dan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk berkuliah di UB.
"Kami berharap bagi siswa yang diterima bisa melanjutkan, kami tidak ingin anak-anak tidak bisa melanjutkan karena biaya pendidikan karena sekarang sudah banyak beasiswa yang tersedia seperti KIPK," pungkasnya.
(dpe/iwd)