Iktikaf adalah kegiatan berdiam diri di masjid dengan maksud beribadah dengan disertai niat. Praktik ibadah ini menjadi salah satu amalan yang dianjurkan bulan Ramadan. Biasanya umat Islam melakukan iktikaf pada 10 hari terakhir Ramadan untuk menjemput malam Lailatul Qadar.
Beberapa riwayat menjelaskan bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malam ganjil di 10 hari akhir Ramadan. Akan tetapi hal tersebut merupakan rahasia Allah SWT. Dengan demikian lebih baik iktikaf dikerjakan di semua 10 malam akhir Ramadan
Apa saja keutamaan iktikaf di 10 hari terakhir Ramadan? Simak selengkapnya di bawah ini:
Dikutip dari detiknews, berikut keutamaan mengerjakan iktikaf di sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadan
1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT
Dengan melakukan iktikaf, umat islam akan lebih dekat dengan sang pencipta yaitu Allah SWT. Iktikaf dikerjakan dengan tujuan mendapatkan rahmatNya. Sesuai dengan tata cara iktikaf, ibadah yang hukumnya sunah ini dikerjakan dengan cara memperbanyak salat dan zikir
Berdiam diri dalam iktikaf tujuannya untuk mengagungkan nama dan kebesaran-Nya. Hal tersebutlah yang membuat iktikaf menjadi salah satu bentuk untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
2. Mendapatkan Pahala yang Besar dan Dosanya Diampuni
Apabila seorang umat islam melaksanakan iktikaf, ia akan mendapat pahala yang besar. Tak hanya itu saja, ia juga akan diampuni dosa-dosanya yang lalu oleh Allah SWT. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut :
"Barangsiapa yang melakukan iktikaf di bulan Ramadan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Bentuk Ketaatan terhadap Ajaran Rasulullah SAW
Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa pada bulan Ramadan, Nabi Muhammad menjalankan ibadah iktikaf. Berikut bunyinya:
Abu Hurairah ra berkata:"Adalah kebiasaan Rasulullah SAW dalam menjalankan iktikaf sepuluh hari lamanya setiap bulan Ramadhan. Dan pada tahun wafatnya, beliau menjalankan iktikaf selama dua puluh hari." (HR. Bukhari & Muslim)
4. Dijanjikan Istana di Surga
Umat islam yang beriktikaf akan dibangunkan istana di surga. Hal tersebut dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriktikaf antara waktu Magrib dan Isya di masjid, dengan tidak berbicara kecuali shalat dan membaca Al-Qur'an maka Allah berhak membangunkan untuknya istana di surga." (HR. Al-Khatib dan Ibnu Syahin).
5. Menyambut Malam Lailatul Qadar
Pengalaman iktikaf pada malam Lailatul Qadar ini sesuai dengan hadis yang diceritakan oleh Aisyah RA. Nabi Muhammad SAW melaksanakan iktikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadan. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut :
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ اْلعَشَرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ.
[رواه مسلم]
Artinya: "Nabi SAW melakukan iktikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan iktikaf setelah beliau wafat." (HR Muslim)
Itulah keutamaan iktikaf di 10 hari terakhir Ramadan. Semoga bermanfaat
Artikel ini ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(irb/fat)