Simak Perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar

Simak Perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar

Alifia Kamila - detikJatim
Rabu, 27 Mar 2024 21:12 WIB
Memasuki 10 hari terakhir bulan suci ramadan, banyak orang berlomba-lomba mengejar pahala. Salah satunya kala ia menyambut Nuzulul Quran. Inilah potretnya. 

Nuzulul Quran adalah peristiwa turunnya Al-Quran dalam menyempurnakan ajaran Islam sebagai petunjuk umat manusia. Momen ini diperingati saat memasuki hari ke -17 Bulan Suci Ramadan.
Ilustrasi Nuzulul Quran (Foto: Pradita Utama/detikcom)
Surabaya -

Ada rentetan peristiwa istimewa saat bulan ramadan 2024. Dua di antaranya Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar. Namun, sebagian orang masih belum memahami perbedaan dari dua malam dengan penuh keutamaan itu.

Melansir dari laman Nahdlatul Ulama (NU), dua peristiwa ini berhubungan dengan turunnya Alquran sebagai pedoman hidup umat muslim. Ini sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 185.


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Artinya: "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)."


Perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar

Lantas bila Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar merupakan dua peristiwa yang berkenaan dengan turunnya Alquran, apa yang membedakan dua malam tersebut? Berikut penjelasan selengkapnya seperti dihimpun dari laman NU.

ADVERTISEMENT


1. Lailatul Qadar: Turunnya Alquran ke Baitul Izzah

Beberapa pakar tafsir berpendapat, proses turunnya Alquran terjadi dalam dua proses. Pertama, diturunkan secara keseluruhan (jumlatan wahidah). Kedua, diturunkan secara bertahap (najman najman).

Pada proses pertama, Allah SWT terlebih dahulu menurunkan Alquran secara menyeluruh dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah atau langit dunia. Tahapan ini yang lebih dikenal sebagai Lailatul Qadar.

Proses turunnya Alquran secara menyeluruh terjadi di malam Lailatul Qadar yang bertepatan dengan malam 24 Ramadan. Ini sebagaimana disampaikan dalam riwayat Ibnu Abbas dan Watsilah bin Al-Asqa'.

Imamul Mufassirin (pemimpin para pakar tafsir), Syekh Abu Ja'far Muhammad bin Jarir al-Thabari menyampaikan riwayat tersebut dalam kitab tafsirnya sebagai berikut:


كَمَا حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ قَالَ ثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ حَسَّانَ بْنِ أَبِي الْأَشْرَسِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ أُنْزِلَ الْقُرْآنُ جُمْلَةً مِنَ الذِّكْرِ فِي لَيْلَةِ أَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ مِنْ رَمَضَانَ، فَجُعِلَ فِي بَيْتِ الْعِزَّةِ


Artinya: Sebagaimana bercerita kepadaku Abu Kuraib, beliau berkata, bercerita kepadaku Abu Bakr bin 'Ayyasy dari al-A'masy dari Hassan bin Abi al-Asyras dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas beliau berkata: Al-Qur'an diturunkan secara keseluruhan pada malam 24 dari bulan Ramadhan, kemudian diletakan di Baitul Izzah.

Sementara, pakar tafsir terkemuka, Syekh Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi menyatakan:


وَلَا خِلَافَ أَنَّ الْقُرْآنَ أُنْزِلَ مِنَ اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ لَيْلَةَ الْقَدْرِ عَلَى مَا بَيَّنَّاهُ جُمْلَةً وَاحِدَةً، فَوُضِعَ فِي بَيْتِ الْعِزَّةِ فِي سَمَاءِ الدُّنْيَا، ثُمَّ كَانَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْزِلُ بِهِ نَجْمًا نَجْمًا فِي الْأَوَامِرِ وَالنَّوَاهِي وَالْأَسْبَابِ، وَذَلِكَ فِي عِشْرِينَ سَنَةً.


Artinya: "Tidak ada perbedaan bahwa Al-Qur'an diturunkan dari Lauh al-Mahfuzh pada malam Lailatul Qadar secara keseluruhan seperti penjelasan kami. Maka Al-Qur'an terlebih dahulu diletakkan di Baitul Izzah di langit dunia. Kemudian Jibril menurunkannya secara berangsur tentang perintah, larangan dan sebab-sebab lainnya. Demikian itu terjadi selama 20 tahun."


2. Nuzulul Quran: Turunnya Wahyu Pertama

Sementara itu, Nuzulul Quran merujuk pada turunnya wahyu pertama yang diterima Rasulullah SAW. Peristiwa ini menjadi proses kedua turunnya Alquran secara bertahap. Wahyu pertama adalah surah Al-Alaq yang meliputi ayat satu sampai lima saat Nabi berusia 40 tahun.

Kala itu, Allah SWT mengutus Rasulullah SAW untuk alam semesta dan mengeluarkan mereka dari kebodohan. Peristiwa ini tepatnya terjadi pada 17 Ramadan atau 13 tahun sebelum hijrah.

Pakar sejarah Nabi, Syekh Muhammad al-Khudlari Bik menegaskan:


بَدْءُ الْوَحْيِ (لَمَّا بَلَغَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ سِنَّ الْكَمَالِ وَهِيَ أَرْبَعُوْنَ سَنَةً أَرْسَلَهُ اللهُ لِلْعَالَمِيْنَ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا لِيُخْرِجَهُمْ مِنَ ظُلُمَاتِ الْجَهَالَةِ إِلَى نُوْرِ الْعِلْمِ وَكَانَ ذَلِكَ فِيْ أَوَّلِ فَبْرَايِرْ سَنَةَ ٦١٠ مِنَ الْمِيْلَادِ كَمَا أَوْضَحَهُ الْمَرْحُوْمُ مَحْمُوْدْ بَاشَا اَلْفَلَكِيُّ، تَبَيَّنَ بَعْدَ دِقَّةِ الْبَحْثِ أَنَّ ذَلِكَ كَانَ فِيْ ١٧ رَمَضَانَ سَنَةَ ١٣ قَبْلَ الْهِجْرَةِ وَذَلِكَ يُوَافِقُ يُوْلِيُوْ سَنَةَ ٦١٠


Artinya: (Fasal Pertama kali wahyu turun). Saat Nabi menginjak usia matang, yaitu 40 tahun, Allah mengutusnya untuk alam semesta seraya menggembirakan dan memperingatkan, untuk mengeluarkan mereka dari gelapnya kebodohan menuju cahaya ilmu. Demikian itu terjadi di awal bulan Februari tahun 610 Masehi seperti yang dijelaskan Syekh Mahmud Basya sang pakar astronomi. (Namun) setelah penelitian yang cermat, telah jelas bahwa peristiwa itu terjadi pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum hijrah, bertepatan dengan bulan Juli tahun 610 Masehi (Syekh Muhammad al-Khudlari Bik, Nur al-Yaqin Fi Sirati Sayyid al-Mursalin, hal. 19)

Dalam kata lain, Nuzulul Quran menjadi bagian dari turunnya perintah hingga larangan yang dijadikan pedoman bagi umat muslim secara berangsur-angsur selama 20 tahun. Dari penjelasan tersebut, perayaan Nuzulul Quran yang biasa diperingati setiap 17 Ramadan ini mengacu pada peristiwa turunnya Alquran dari Baitul Izzah kepada Nabi Muhammad SAW di bumi.

Itulah penjelasan mengenai perbedaan malam Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar. Semoga bermanfaat!


Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads