Niat Mandi Besar Sebelum Puasa Ramadan dan Hukumnya

Niat Mandi Besar Sebelum Puasa Ramadan dan Hukumnya

Alifia Kamila - detikJatim
Minggu, 10 Mar 2024 14:11 WIB
shower with flowing water and steam, closeup view
Ilustrasi mandi besar sebelum puasa Ramadan/Foto: Getty Images/iStockphoto/nikkytok
Surabaya - Umat Islam terbiasa menyucikan diri dengan mandi besar sebelum melakukan ibadah. Salah satunya mandi besar sebelum puasa Ramadan (Ramadhan).

Pada dasarnya, mandi besar sebelum puasa Ramadan bukanlah rukun atau syarat sah puasa. Namun, amalan ini dianjurkan Rasulullah SAW. Simak niat mandi besar sebelum puasa Ramadan berikut ini.

Niat Mandi Besar Sebelum Puasa Ramadan

Mandi besar dapat dilakukan pada malam sebelum memasuki bulan Ramadan. Selain membersihkan secara fisik, mandi besar juga sebagai simbol kesiapan lahir dan batin dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Adapun niat mandi pesar puasa Ramadan adalah sebagai berikut, seperti dikutip laman resmi Nahdlatul Ulama (NU).

Arab:

نَوَيْتُ أَدَاءَ اْلغُسْلِ اْلمَسْنُوْنِ لِيْ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِنْ رَمَضَانَ لله تَعَالَى

Latin:

Nawaitu adâ'al ghuslil masnûni lî fî hadzihil lailatil min romadh lillâhi ta'âlâ.

Artinya:

Aku berniat menjalankan mandi yang disunahkan kepadaku pada malam ini di bulan Ramadhan karena Allah Ta'ala.

Usai membaca niat, dapat dilanjutkan ke prosesi mandi sesuai dengan tuntunan yang ditetapkan. Hal tersebut disampaikan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim.

"Dari Aisyah dia berkata, "Apabila Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mandi karena junub, maka beliau memulainya dengan membasuh kedua tangan. Beliau menuangkan air dengan tangan kanan ke atas tangan kiri, kemudian membasuh kemaluan dan berwudu dengan wudu untuk salat. Kemudian beliau menyiram rambut sambil memasukkan jari ke pangkal rambut hingga rata. Setelah selesai, beliau membasuh kepala sebanyak tiga kali, lalu beliau membasuh seluruh tubuh dan akhirnya membasuh kedua kaki". (HR. Bukhari dan Muslim)

Anjuran Mandi Besar Sebelum Puasa Ramadan

Anjuran mengenai mandi besar sebelum Ramadan kerap disalahpahami sebagai rangkaian syarat sah atau rukun puasa. Padahal perlu diketahui bahwa amalan ini bukanlah sebuah kewajiban.

Sebab, mandi besar atau mandi wajib sebenarnya hanya diperuntukkan bagi orang berhadas besar yang hendak beribadah. Ibadah tersebut meliputi ibadah wajib selain puasa. Ini sebagaimana dijelaskan pada kitab Al-Mausu'atul Fiqhiyyah.

أَنْ يَغْتَسِل. فَإِنَّ عَائِشَةَ وَأُمَّ سَلَمَةَ قَالَتَا : نَشْهَدُ عَلَى رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أِنْ كَانَ لِيُصْبِحُ جُنُبًا مِنْ غَيْرِ احْتِلاَمٍ ثُمَّ يَغْتَسِل ثُمَّ يَصُومُ

Artinya: Orang yang memiliki hadas junub (hadats besar), sah melaksanakan puasa meski ia belum sempat mandi besar sampai pagi puasa. Siti 'Aisyah dan Ummu Salamah pernah berkata, 'Kami melihat Nabi Muhammad saw pagi-pagi masih memiliki hadats junub yang bukan karena mimpi basah, lalu beliau mandi besar dan tetap melaksanakan puasa.

Meski begitu, mandi besar sebelum puasa Ramadan sangat dianjurkan sebagai bentuk menyucikan diri. Anjuran mandi besar pada malam Ramadan dijelaskan oleh Syekh Ibrahim Al-Bajuri dalam Kitab Hasyiyah Al-Bajuri.

و بقية الأغسال المسنونة مذكورة في المطولات منها الغسل لدخول المدينة الشريفة...ولكل ليلة من رمضان و قيده الأذرعي بمن يحضر الجماعة والمعتمد عدم التقييد بذالك

Artinya: Dan sisa mandi-mandi yang disunnahkan telah disebutkan dalam kitab-kitab yang panjang pembahasannya. Di antaranya adalah membersihkan badan karena hendak memasuki kota Madinah,... dan setiap malam di bulan Ramadhan. Imam al-Adzra'i hanya membatasi pada orang yang hendak menghadiri berjamaah, sementara menurut pendapat yang kuat tidak ada pembatasan dalam hal itu.


Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.


(sun/iwd)


Hide Ads