6 Syarat Wajib Puasa Ramadan

6 Syarat Wajib Puasa Ramadan

An Nisa Maulidiyah - detikJatim
Rabu, 28 Feb 2024 16:00 WIB
ilustrasi buka puasa
Ilustrasi sahur puasa Ramadan/Foto: Shutterstock
Surabaya -

Menyambut bulan Ramadan (Ramadhan) yang sebentar lagi tiba, umat Islam harus mengetahui syarat wajib puasa Ramadan sebelum menjalankannya. Ada beberapa syarat wajib puasa Ramadan agar ibadah puasa dapat berjalan sesuai syariat.

Puasa Ramadan merupakan ibadah wajib yang diperintahkan Allah SWT sebagaimana tertuang dalam salah satu ayat Al-Qur'an. Perintah wajib puasa Ramadan pada Surah Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Kewajiban untuk menjalankan puasa Ramadan juga tertuang dalam salah satu hadis yang diriwayatkan Imam Turmudzi dan Imam Muslim. Dalam hadis tersebut Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ

Artinya: Dari Abi Abdurrahman, yaitu Abdullah Ibn Umar Ibn Khattab ra, berkata: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Islam didirikan dengan lima hal, yaitu persaksian tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, didirikannya salat, dikeluarkannya zakat, dikerjakannya haji di Baitullah (Ka'bah), dan dikerjakannya puasa di bulan Ramadan. (HR. Bukhari dan Muslim)

Pengertian Syarat Wajib Puasa Ramadan

Dalam buku Puasa Bukan Hanya Saat Ramadan karya Ahmad Sarwat Lc., MA, dijelaskan syarat puasa terdiri atas dua macam, yaitu syarat wajib dan syarat sah puasa Ramadan.

Syarat wajib puasa adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi muslim sehingga diwajibkan menjalankan puasa. Sementara syarat sah puasa adalah seseorang dianggap sah puasanya jika telah memenuhi syarat-syarat tersebut.

Syarat Wajib Puasa Ramadan

Maksud syarat wajib puasa adalah beberapa hal yang membuat seseorang wajib melakukan puasa Ramadan. Jika salah satunya tidak terpenuhi, maka puasa Ramadan tidak menjadi wajib hukumnya.

Dilansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama (NU) Online, ada lima syarat wajib puasa yang harus dipenuhi muslim. Syarat wajib puasa ini berdasarkan salah satu dalil yang berbunyi:

وشرائط وجوب الصيام خمسة اشياء الاسلام، والبلوغ، والعقل،والقدرة على الصوم، واقامة

Artinya: Syarat sah puasa ada lima, yakni Islam, baligh, berakal, mampu, dan mukim (menetap).

1. Islam

Dalam kitab-kitab fikih, para ulama telah menyepakati kajian tentang syarat-syarat yang mewajibkan seseorang mengerjakan puasa Ramadan. Pertama, beragama Islam. Sebagaimana telah diriwayatkan Imam Turmudzi dan Imam Muslim sebagai berikut.

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ

Artinya: Dari Abi Abdurrahman, yaitu Abdullah Ibn Umar Ibn Khattab ra, berkata: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Islam didirikan dengan lima hal, yaitu persaksian tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, didirikannya shalat, dikeluarkannya zakat, dikerjakannya haji di Baitullah (Ka'bah), dan dikerjakannya puasa di bulan Ramadan (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari (7) dan Muslim (19).

2. Baligh

Baligh merupakan salah satu syarat wajib puasa Ramadan, sehingga anak kecil tidak diwajibkan untuk berpuasa. Ukuran baligh disebutkan, laki-laki yang telah keluar mani dari kemaluannya baik dalam keadaan tidur atau terjaga, sedangkan perempuan sudah keluar darah haid.

3. Berakal

Syarat ketiga wajib puasa yaitu berakal atau tidak gila, baik karena cacat mental atau gila yang disebabkan mabuk. Seseorang yang berada dalam keadaan tidak sadar, tidak diwajibkan menjalankan puasa. Terkecuali orang yang sengaja mabuk sehingga diwajibkan mengganti puasa di luar bulan Ramadan.

4. Kuat atau Mampu

Selain beragama islam, baligh, dan berakal, seseorang harus kuat dan mampu menjalankan ibadah puasa Ramadan. Jika seseorang lemah secara fisik karena usia atau tidak memungkinkan untuk puasa, maka diwajibkan mengganti puasa di bulan berikutnya atau membayar fidyah.

Sebagaimana hal ini sesuai firman Allah SWT dalam potongan surat Al Baqarah ayat 184 yang berbunyi:

وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ

Artinya: ...Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin...

5. Bermukim atau Menetap

Ketika seorang Muslim sedang menempuh perjalanan jauh atau musafir, maka terdapat keringanan untuk tidak wajib puasa. Namun, jika seorang musafir masih mampu berpuasa selama perjalanan itu lebih baik daripada harus membatalkan puasanya.

6. Sehat

Puasa wajib juga perlu dikerjakan umat Muslim dalam keadaan sehat. Sedangkan, bagi mereka yang sakit atau lemah secara fisik tidak diwajibkan untuk melaksanakan puasa Ramadan. Namun, dianjurkan mengganti puasa di luar bulan Ramadan sebanyak hari yang ditinggalkannya.

Salah satu syarat wajib puasa Ramadan ini didasarkan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 185 berikut.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur (QS Al-Baqarah: 185).

Artikel ini ditulis oleh An Nisa Maulidiyah, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/sun)


Hide Ads