Salah satu rukun utama dalam puasa adalah niat, yang harus dilakukan sebelum waktu fajar. Namun, bagaimana jika seseorang lupa berniat puasa Ramadan?
Hal tersebut kerap menjadi pertanyaan sebagian muslim, apakah puasanya tetap sah atau harus menggantinya di lain waktu? Artikel ini akan membahas hukum lupa niat puasa Ramadan.
Pentingnya Niat dalam Puasa
Berdasarkan buku Seri Fiqih Kehidupan karya Ahmad Sarwat Lc., mayoritas ulama berpendapat bahwa niat harus dilakukan setiap malam sebelum fajar untuk setiap hari puasa. Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa untuknya." (HR Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Karena itu, niat menjadi syarat utama yang tidak boleh ditinggalkan dalam menjalankan ibadah puasa.
Bagaimana Jika Lupa Niat Puasa Ramadan?
Ada dua pendapat di kalangan ulama terkait hukum lupa berniat puasa Ramadan. Berdasarkan hadits sebelumnya, jika seseorang lupa berniat di malam hari dan baru ingat setelah fajar, puasanya tidak sah dan harus diganti setelah Ramadan. Sebab, niat harus dilakukan sebelum fajar agar puasa dianggap sah, meskipun sudah makan sahur sekalipun.
Dijelaskan dalam kitab Fathul Mu'in karya Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari, seperti dinukil NU Lampung, makan sahur tidak bisa dianggap sebagai niat puasa, meskipun bertujuan agar kuat berpuasa.
Selain itu, jika seseorang lupa berniat di malam hari, ia tetap harus menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sepanjang hari sebagai bentuk penghormatan terhadap bulan Ramadan. Namun, puasanya tetap harus diqadha setelah Ramadan.
Akan tetapi, Imam Nawawi dalam Al-Majmû' Syarhul Muhadzdzab menyebutkan bahwa disunnahkan untuk tetap berniat puasa di pagi hari saat lupa berniat di malam hari. Hal ini mengikuti pendapat Imam Abu Hanifah yang berpendapat bahwa niat berpuasa Ramadan di pagi hari masih bisa diterima atau sah.
Bacaan Niat Puasa Ramadan
Untuk mengantisipasi agar tidak lupa, dianjurkan membaca niat puasa Ramadan sebulan penuh. Hal ini mengikuti pendapat dari mazhab Maliki.
Berikut adalah bacaannya yang dikutip dari buku Fikih Puasa karya Ali Musthafa Siregar:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku niat berpuasa sebulan penuh pada Ramadan tahun ini wajib karena Allah Ta'ala."
Baca juga: Bacaan Bilal Tarawih 8 Rakaat 3 Witir |
(inf/kri)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi