8 Cara Cegah Orang Bunuh Diri

8 Cara Cegah Orang Bunuh Diri

Tari Pagusa - detikJatim
Kamis, 14 Des 2023 15:30 WIB
ilustrasi konseling
Ilustrasi memberikan pertolongan pertama untuk mencegah bunuh diri/Foto: thinkstock
Surabaya -

Akhir-akhir ini jamak kita dengar kabar seseorang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Fenomena ini seolah tidak mengenal usia. Seorang bocah SD hingga orang tua menjadi korban bunuh diri.

Maraknya kasus bunuh diri dalam beberapa waktu terakhir menjadi sinyal peringatan untuk lingkungan sosial maupun keluarga. Lingkungan terdekat harus meningkatkan kewaspadaan terhadap orang-orang yang mengalami tanda-tanda ingin mengakhiri hidupnya.

Melansir buku Pedoman Pertolongan Pertama Psikologis Pada Upaya Bunuh Diri yang diluncurkan Universitas Gadjah Mada, bunuh diri bisa dicegah. Pada umumnya orang yang berencana bunuh diri juga memiliki beberapa ciri yang jika diperhatikan akan menjadi petunjuk untuk orang terdekatnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal-hal yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Orang Bunuh Diri:

Tanda-tanda itu meliputi perubahan ekspresi hingga kepribadian si korban. Lalu bagaimana cara kita melakukan pertolongan pertama untuk mencegah orang terdekat bunuh diri?

1. Tanda-tanda Orang dengan Kecenderungan Bunuh Diri (OKBD)

Perhatikan tanda-tanda yang menunjukkan perubahan dratis atas perilaku, mood, atau penampilan pada OKBD. Perubahan ini bisa berbentuk tingkat kecemasan yang mereka tuangkan ketika menanggapi pembicaraan mengenai rencana untuk hari esok atau masa depan.

ADVERTISEMENT

OKBD biasanya menghindari interaksi dengan teman-teman terdekat dan tidak lagi aktif dalam beberapa aktivitas formal harian seperti kuliah, bekerja, sekolah, dan lainnya. Penurunan atau penambahan berat badan drastis juga menjadi ciri fisik yang memberikan sinyal pengelolaan stres yang buruk.

2. Mantap Menjadi Penolong

Kesiapan menjadi seseorang yang menolong OKBD membuat kita menjadi lebih hati-hati dengan si dia. Dengan begitu, kita juga bisa memperhitungkan segala latar belakang OKBD sebelum memberinya masukan.

3. Melakukan Pendekatan

Jangan menghakimi dan memaksa ketika melakukan pendekatan kepada OKBD. Sebaiknya berperan selayaknya cangkir kosong yang menerima segala cerita tanpa memberikan ekspresi negatif.

Apalagi jika OKBD menceritakan keinginannya untuk bunuh diri. Pastikan tidak panik, kaget, bahkan marah. Usahakan terlihat tenang, percaya diri, penuh empati, dan dapat diandalkan dalam untuk menarik kepercayaan OKBD.

4. Menyusun Pertanyaan untuk OKBD

Jika memungkinkan, kita bisa mengatur pertanyaan yang hendak dilontarkan kepada OKBD secara bertahap. Hindari menanyakan pertanyaan secara bertubi-tubi kepada OKBD, karena dapat memicu rasa cemas.

Metode mendengarkan menjadi andalan saat bersama OKBD. Rangkum apa yang dikatakannya dan tanyakan pertanyaan terbuka untuk lebih mengetahui akar permasalahan dari ide bunuh dirinya. Pastikan pertanyaan yang diajukan tidak bisa dijawab dengan kata "ya" atau "tidak" saja.

5. Bekerja Sama Layaknya Tim

Kita harus bekerja sama dengan OKBD dalam memastikan keselamatannya alih-alih bertindak sendiri dalam mencegah bunuh diri. Ingatkan OKBD bahwa hidupnya berharga, begitu pula dirinya cukup dicintai.

6. Hindari Nasihat Maupun Tanggapan Klise

Apabila tidak bisa memberikan solusi secara cepat terhadap permasalahan hidup OKBD, sebaiknya menghindari tanggapan-tanggapan klise. Seperti mengatakan sabar, kurang sholat, semangat ya, dan ungkapan klise lainnya.

7. Melihat Sisi Lain

Ide bunuh diri yang diungkapkan OKBD menjadi isu sensitif yang harus ditanggapi dengan tepat. Pertama-tama kita harus meyakinkan OKBD bahwa pikiran bunuh diri umum terjadi dan dapat dialami banyak orang. Katakan bahwa OKBD bisa ditolong agar tidak melakukan tindakan itu.

Jangan memperdebatkan pikiran bunuh diri yang dimilikinya, apalagi menilai benar salahnya aksi tersebut. Tunjukkan ketertarikan ketika mendengarkan pemikiran mengenai bunuh diri.

Baru kemudian berikan pandangan yang lebih baik tentang persoalan bunuh diri yang diungkapkan OKBD. Ketika obrolan mengenai bunuh diri terus berlangsung, pertahankan sikap terbuka tanpa penilaian negatif sampai si dia mulai menerima opsi selain bunuh diri sebagai jalan keluar.

8. Persiapkan Rencana Keselamatan

Rencana keselamatan bisa dimulai dengan meminta persetujuan dan janji OKBD agar tidak mencoba bunuh diri. Kita juga bisa mengajaknya melakukan kegiatan realistis untuk meringankan beban stres OKBD.

Siapkan kontak-kontak yang bisa dihubungi dan disetujui OKBD apabila ia mengalami fase krisis dan berkeinginan melakukan tindakan bunuh diri, dan buat rincian kegiatan tim untuk menyelesaikan masalah-masalah OKBD.

Pastikan ketika membuat rencana keselamatan ini kita memiliki seorang profesional untuk berdiskusi. Kita bisa narahubung dalam mendekatkan OKBD dengan pihak profesional.

Artikel ini ditulis oleh Tari Pagusa, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/sun)


Hide Ads