Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Kasus bunuh diri keluarga guru SD di Malang menjadi perhatian publik. 3 nyawa melayang lantaran permasalahan utang. Lebih mirisnya lagi, salah satu di antara yang meninggal masih anak-anak.
Menurut Praktisi Psikolog Klinis dan Forensik Surabaya, Riza Wahyuni SpSi MSi, kasus ini menjadi catatan bagi semua orang. Sebab, permasalahan saat ini adalah kesehatan mental, masalah keluarga, KDRT, ekonomi, hubungan sosial hingga riwayat pengalaman masa lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada masalah mental health bisa ditandai overthinking, merasa tidak berdaya, merasa bersalah, merasa kesepian, merasa yang paling menderita hingga tidak mampu menyelesaikan masalah problem solving. Kemudian ada masalah yang berkaitan dengan perasaan, perilaku dan kehidupan sosial.
Pada kasus bunuh diri Malang, ada anak yang ikut. Hal ini bisa dikarenakan orang tua yang tidak ingin anaknya merasakan penderitaan atau menjadi beban. Namun ada satu anak yang selamat dan sudah mendapatkan pendampingan.
"Mereka merasa tidak ingin menjadi beban, anak-anak akan ikut. Dua kasus itu hampir sama. Itu yang menjadi catatan. Parahnya, background agama menjadi tidak penting dalam kehidupan mereka. Kehidupan religius dan spiritual itu juga mungkin tidak dipahami bertahan dengan kondisi yang ada," kata Riza saat dihubungi detikJatim, Rabu (13/12/2023).
Pemicu seseorang ingin mengakhiri hidup bisa karena media sosial yang membuat overthinking. Merasa tidak terima atas kehidupan nyatanya, penyesalan, rasa bersalah. Akhirnya yang menjadi sasaran itu adalah keluarga.
"Menganggap keluarga orang yang paling dekat. Daripada melihat anaknya begini, malu, hidup menderita, ya sudah pergi bersama, itu menjadi problem," jelasnya.
"Apakah memang itu yang menjadi alasan kemudian melakukan upaya bunuh diri. Di Malang pelaku bunuh diri dan meninggal," tambahnya.
Bagi seseorang yang sedang mengalami masalah pada mental, tak perlu khawatir atau takut untuk datang ke psikolog karena stigma masyarakat. Sebab, saat ini orang yang aware terhadap mentalnya dan datang ke psikolog jumlahnya meningkat.
"Upaya pencegahan yang bisa dilakukan, ketika masyarakat mengalami masalah tertentu, hubungan keluarga, permasalahan dengan anak, anak bermasalah dan apa pun bentuknya yang sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan takut datang ke profesional untuk konsultasi. Baik ke psikolog maupun psikiater. Bukan berarti datang ke profesional itu sakit jiwa. Ini untuk mengatasi atau mengetahui cara agar tetap stabil," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, satu keluarga guru SD ditemukan tewas diduga bunuh diri di rumahnya Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Ketiga korban merupakan ayah, ibu, dan satu anak perempuan. Sedangkan satu anak lain berinisial AKE ditemukan selamat dan sudah mendapat pendampingan.
Polisi menemukan pesan terakhir yang diduga ditulis oleh WE di kaca rias kamar. Pesan itu ditujukan kepada AKE.
Begini pesan yang ditulis WE di kaca rias:
'Kakak Jaga Diri
Papa, Mama, Adik pergi dulu
Nurut Uti, Kung, Tante dan Om
Belajar yang Baik
Uang Papa Mama untuk pemakaman jadi satu love you kakak
Papa'
(fat/dte)