Turun Drastis, Balita Stunting di Surabaya Tersisa 344 Kasus

Turun Drastis, Balita Stunting di Surabaya Tersisa 344 Kasus

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 06 Des 2023 11:49 WIB
hand of newborn baby who has just been born holding the finger of his fathers hand.
Ilustrasi bayi stunting. Foto: Getty Images/iStockphoto/Diego Cerro Jimenez
Surabaya - Selama satu tahun terakhir, kasus stunting pada balita di Surabaya mengalami penurunan drastis. Berdasarkan data terakhir, bayi stunting di Surabaya tersisa 344 kasus.

"Jumlah balita stunting di akhir bulan November, 344 balita, dibandingkan dengan jumlah balita stunting di akhir tahun 2022, 923 balita," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Nanik Sukristina saat dihubungi detikJatim, Rabu (6/12/2023).

Nanik menjelaskan faktor determinan menjadi penyebab balita stunting. Namun bukan itu saja, balita stunting bisa disebabkan beberapa penyebab simultan. Seperti kurangnya asupan balita yang bisa disebabkan kurangnya pemberian makanan bergizi.

Hal itu terjadi karena kurangnya pengetahuan ibu, sehingga salah dalam pemilihan makanan maupun kebiasaan memilih makanan pada balita. Sehingga nilai gizi yang sampai kepada balita menjadi kurang.

"Ataupun balita sering sakit atau mengalami infeksi kronis karena lingkungan sekitar yang tidak baik, rumah tidak sehat. Seperti ventilasi rumah kurang, penyediaan air bersih yang tidak ada, pertukaran udara yang tidak baik. Sehingga balita sering batuk, pilek, demam, dan diare. Akibatnya berat badan dan tinggi badannya sulit naik," jelasnya.

Nanik pun memastikan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita stunting di Surabaya layak dan baik. Pemberian PMT balita di Surabaya diberikan saat penyuluhan posyandu satu bulan sekali, yakni berupa kudapan protein hewani.

"Permakanan kudapan tinggi protein hewani dengan sasaran balita stunting, prastunting, balita gizi buruk, dan balita gizi Kurang, yang diberikan setiap hari berupa kudapan protein hewani, telur, dan susu. PMT biskuit dan taburia untuk balita kurang gizi," ujarnya.

Langkah yang dilakukan Dinkes Surabaya untuk mengatasi stunting dilakukan dari hulu ke hilir. Mulai dari remaja, calon pengantin (catin), ibu hamil dan balita, serta inovasi lainnya.


(irb/fat)


Hide Ads