Es Krim Pencegah Stunting dari Emak-emak Rumah Jamur Jambangan

Es Krim Pencegah Stunting dari Emak-emak Rumah Jamur Jambangan

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Minggu, 05 Nov 2023 21:30 WIB
Ibu-ibu Jambangan membuat es krim berbahan jamur dan sayuran untuk mencegah stunting.
Ibu-ibu Jambangan membuat es krim berbahan jamur dan sayuran untuk mencegah stunting. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Ruangan itu berada di lokasi paling ujung sebelah timur. Bak area rahasia, ruangan itu sangat tertutup. Di dalamnya terasa begitu pengap tapi tercium aroma khas Jamur Tiram. Itulah Rumah Jamur Satu Padu di Kantor Kelurahan Jambangan.

Rumah Jamur Satu Padu itu berada di bawah naungan Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Surabaya. Nuril Khatulistiyawati selaku Community Development Officer mengatakan ada 3 ribu bibit baglog di rumah jamur itu. Mulai bibit baru, hingga yang sudah siap panen.

"Sekali tanam 3 ribu bibit, misalnya udah panen kita ganti dengan bibit baru," kata Nuril saat ditemui detikJatim di Kelurahan Jambangan, Jumat (5/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setidaknya ada 10 orang di RW 03 Jambangan yang diberdayakan di program itu. Mereka menanam jamur itu dan memasarkan jamur yang telah dipanen di lingkungan kecamatan dan sekitarnya.

Ibu-ibu Jambangan membuat es krim berbahan jamur dan sayuran untuk mencegah stunting.Ibu-ibu Jambangan membuat es krim berbahan jamur dan sayuran untuk mencegah stunting (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)

Saking subur dan berlimpahnya hasil jamur tiram itu, warga Jambangan bisa memanen 3 hingga 5 kg jamur per hari. Namun, saat usianya 3 sampai 6 bulan, baglog jamur harus diganti supaya hasil panen bisa maksimal.

ADVERTISEMENT

"Kalau tidak diganti tidak bisa maksimal. Ini per kilogram kami jual Rp 5 ribu. Per bulan omzetnya sekitar Rp 750 ribu sampai Rp 1 juta," sambungnya.

Nuril menyatakan rumah jamur itu adalah satu dari sejumlah program Satu Padu yang dijalankan di Keluarahan Jambangan. Dalam penerapannya, pihaknya bekerja sama dengan Pemkot Surabaya.

"Tujuan kami berkolaborasi dengan Pemkot mulai 2021 karena banyak sektor perekonomian yang tumbang akibat Pandemi COVID-19," katnya. "Jadi, kami berdayakan masyarakat miskin biar mereka punya pekerjaan dan menambah penghasilan," sambungnya.

Selain menanam dan memanen jamur, warga Jambangan juga bisa berinovasi sesuai kehendak masing-masing. Tidak hanya menjual jamur mentah, tapi juga mengolah dan menjual jamur krispi, botok jamur, mulai harga Rp 3.500 hingga Rp 6 ribu per porsi.

Warga menyambut rumah jamur Satu Padu ini dengan suka cita. Salah satunya adalah Sudarni, warga Jambangan yang mengaku termotivasi membuat inovasi agar anak-anak menyukai jamur dan aneka sayur mayur demi terhindar dari stunting.

Sudarni bersama ibu-ibu yang tergabung di rumah jamur itu pun berinisiatif untuk membuat es krim berbahan dasar jamur, brokoli, pakcoy, hingga wortel dan tomat.

Ibu-ibu Jambangan membuat es krim berbahan jamur dan sayuran untuk mencegah stunting.Ibu-ibu Jambangan membuat es krim berbahan jamur dan sayuran untuk mencegah stunting. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)

"Inovasi kami es krim dari jamur dan sayuran. Karena anak-anak kan kebanyakan tidak suka sayur, nah kami mencari cara dan upaya, bagaimana caranya supaya anak-anak ini suka makan sayur," ujarnya.

Sudarni menegaskan inovasi itu bermula dari kekhawatiran para ibu-ibu di Jambangan anak-anaknya menderita stunting meski Pemkot Surabaya menyatakan bahwa kawasan Jambangan saat ini sudah zero stunting.

"Tahu sendiri kalau anak dikasih sayur saja pasti tidak mau. Jadi kalau mau makan banyak (ice cream) pun juga tidak apa-apa, karena ini juga bisa untuk pemenuhan gizi, vitamin, dan lemak untuk pertumbuhan anak," katanya.

Wanita yang memiliki 3 anak itu mengaku senang karena produk inovasi mereka mendapat respons sangat positif dari warga, Pertamina, dan setiap orang yang datang untuk berkunjung. Mereka tak sekadar memuji tapi menjadi konsumen tetap, terutama es krim jamur dan pakcoy.

Bahkan, ada sejumlah pengunjung yang sudah berlangganan es krim jamur dan sayur itu sejak mereka masih menjadi kelompok masyarakat hingga kini telah menjadi perusahaan.

Sudarni juga menceritakan bahwa September lalu ada 5 sampai 6 orang turis asal Amerika yang datang berkunjung meninjau program Posyandu Keluarga dalam upaya pencegahan stunting di Jambangan. Di penghujung acara Sudarni segera menyodorkan es krim itu.

Bukannya tertarik program pengentasan stunting, Sudarni mengklaim para turis asing itu justru sangat menikmati es krim itu. Mereka bahkan sempat terkejut saat mengetahui bahwa bahan es krim itu sayur dan jamur.

Ibu-ibu Jambangan membuat es krim berbahan jamur dan sayuran untuk mencegah stunting.Sudarni, salah satu ibu-ibu di Jambangan yang berinovasi bikin es krim berbahan jamur dan sayuran untuk mencegah stunting. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)

"Alhamdulillah, mereka terkesan, selain fokus ke posyandu juga suka produk kami. Makanya, respons untuk es krim jamur ini sangat baik sekali, apalagi jamur dan sayur banyak khasiatnya untuk anak. Mereka suka, katanya rasa sayurnya tidak terasa, padahal waktu itu coba jamur dan pakcoy,"ujarnya.

Wanita yang akrab disapa Bu Darni itu menyatakan setiap minggunya selalu ada orang yang memesan es krim jamur itu dalam jumlah yang cukup banyak. Mulai dari 30 hingga 50 buah per pekan.

Ia berharap apa yang dia lakukan dengan Pertamina tak sekedar menjadi ajang untuk menumbuhkan ekonomi. Tapi, juga menginspirasi dan memotivasi khalayak.

"Kami berharap, ini bisa dijadikan percontohan untuk di tempat lain agar bisa berdampak baik bagi masyarakat sekitarnya," tutup dia.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads