Musim hujan di Kota Surabaya diprakirakan terjadi pada bulan November. Dua bulan menjelang prakiraan musim hujan, masalah genangan di perkampungan masih menjadi PR Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya.
"Justru sekarang permasalahannya yang banyak genangan, terutama di perkampungan," kata Kepala DSDABM Surabaya Lilik Arijanto kepada wartawan, Jumat (22/9/2023).
Untuk mengantisipasi banjir dan genangan di Surabaya, pihaknya melakukan pengerjaan saluran sebanyak 100 titik. Hingga kini, 70% pengerjaan telah dituntaskan dan 30% dikebut sebelum musim hujan tiba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengerjaan saluran nggak hanya DSDABM, tapi dakel (dana kelurahan) yang masih berjalan dan total 100 lokasi. Sekarang persentase pengerjaan 70% lebih," ujarnya.
Selain itu, persiapan sarana dan prasarana juga sudah dilakukan. Termasuk, pemasangan box culvert untuk membantu saluran.
Meskipun demikian, Lilik mengaku khawatir, ada beberapa paket jalan yang ketika hujan, kisdam atau penyekat sementara antara air dan lokasi pembangunan tidak dibuka bisa berpotensi terjadi genangan.
"Saya minta teman-teman ngecek di lapangan, kalau buat kisdam yang tidak permanen. Jadi bisa cepat dibuka (saat hujan)," katanya.
Ada pun kendala yang dialami, yakni penyumbatan sampah di gorong-gorong. Sebab, permasalahan pada awal musim hujan adalah sampah.
"Kalau ada (sampah) langsung diambil. Jadi nggak kayak dulu-dulu lagi. Kalau awal hujan memang sampah jadi permasalahan. Karena pas panas sampah banyak tenggelam nggak keliatan," jelasnya.
Baca juga: 4 Tanda Akan Masuk Musim Hujan |
Kemudian, PR lain, yaitu banjir yang ada di Jalan Mayjend Sungkono yang bisa menimbulkan kemacetan lama. Permasalahan di sana adalah aliran air yang tidak bisa dibagi menjadi dua.
Permasalahan terakhir, tanggul sungai di Gunung Sari yang jebol pada April 2023. Sehingga, membuat banjir dengan ketinggian hingga sepaha orang dewasa di kawasan Mayjend Sungkono.
"Kerusakan sudah kita perbaiki, semoga nggak terjadi kerusakan lagi. Kita sudah lihat posisinya kemungkinan sudah tidak ada masalah. Mayjend semoga masih bisa ditangani," katanya.
Meski begitu, Lilik menyebut di kawasan Mayjend Sungkono masih bisa terjadi genangan lagi. Karena kawasan tersebut harusnya dilakukan pelebaran saluran.
"Pelaksanaan pembuatan pedestrian beberapa tahun lalu masih menggunakan saluran lama. Yang kita rehab banyak, saluran utara nanti tahun 2024 kita akan bikin pekerjaan di sana untuk penambahan kapasitas saluran," pungkasnya.
(hil/fat)