21 Kasus demam berdarah dengue (DBD) ditemukan di Kota Blitar. Puluhan kasus DBD itu tercatat selama Januari hingga Juli 2023.
Meski tidak ada pasien yang meninggal, namun usia anak-anak mendominasi pasien DBD. Dinkes Kota Blitar meminta masyarakat tetap waspada.
"Dari awal tahun sampai dengan saat ini ada sekitar 21 kasus DBD di Kota Blitar. Untuk pasien meninggal nihil, seluruhnya sembuh," kata Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Blitar, Trianang Setiawan saat dikonfirmasi detikJatim, Rabu (9/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trianang menyebut usia anak lebih banyak alias mendominasi sebagai pasien DBD. Termasuk usia 5-14 tahun sebanyak 8 kasus. Sementara pasien DBD lainnya dengan umur yang bervariatif.
Dengan rincian, usia di bawah 1 tahun ada 3 kasus, usia 1-4 tahun ada 4 kasus dan usia 15-44 tahun ada 4 kasus. Sementara untuk usia di atas 45 tahun ada 2 kasus DBD.
"Sementara untuk penyebaran atau temuan kasus (DBD) ini kebetulan merata di tiga kecamatan. Di Sanan Wetan ada 7 kasus, di Kepanjen Kidul dan Sukorejo juga masing-masing ada 7 kasus. Jadi totalnya 21 kasus," jelasnya.
Menurut Trianang, tren kasus DBD saat ini lebih sedikit dibanding tahun lalu. Namun, pihaknya tetap waspada dengan kondisi cuaca yang tidak menentu. Sebab, dimungkinkan bisa mempengaruhi penyebaran nyamuk penyebab DBD.
Dinkes Kota Blitar pun terus menggalakkan penerapan pola hidup bersih kepada masyarakat. Utamanya dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar, dengan menutup seluruh saluran air yang berpotensi sebagai sarang nyamuk.
"Fogging akan dilakukan apabila terjadi beberapa kasus dalam satu lingkungan. Tetapi yang paling penting adalah penerapan pola hidup bersih dan satu rumah satu jumantik," tandasnya.
(hil/fat)