Pelajaran dari Macet Parah di Pelabuhan Ketapang Saat Libur Panjang

Pelajaran dari Macet Parah di Pelabuhan Ketapang Saat Libur Panjang

Eka Rima - detikJatim
Jumat, 14 Jul 2023 14:30 WIB
Pelabuhan Ketapang Banyuwangi
Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. (Foto: Eka Rima/detikJatim)
Banyuwangi -

Saat libur panjang datang, Pelabuhan Ketapang mampu menampung kendaraan rata-rata antara 5.000 hingga 6.000 unit dengan lalu lalang kapal antara 28 unit sampai 32 unit per hari. Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk ini pun menjadi pelabuhan penyeberangan terpadat kedua di Indonesia yang sangat vital.

Aktivitas pelabuhan itu menopang kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya bagi penduduk di pulau Jawa dan Bali. Karena itu demi menopang vitalitas infrastruktur pelabuhan, PT ASDP Indonesia Ferry meningkatkan kapasitas dermaga Ponton menjadi dermaga Movable Bridge (MB) di sisi Gilimanuk dengan anggaran Rp 5,4 miliar.

Dosen Teknik Kelautan sekaligus pengamat transportasi laut Institut Sepuluh November (ITS) Daniel Mohammad Rosyid mengungkapkan bahwa vitalitas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk membutuhkan dukungan kebijakan yang berpihak secara strategis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebutkan bahwa pembangunan di sektor kelautan Indonesia banyak difokuskan pada pembangunan fisik yang mengabaikan sisi angkutan lautnya. Lebih-lebih pada objek penyeberangan.

"Persoalan pokok dari kelautan kita ini karena Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melihat kapal itu bukan infrastruktur. Infrastruktur itu ya jalan, jembatan, dermaga, dan seterusnya. Padahal, kapal itu jembatan sekaligus truk-nya penyeberangan. Tapi anggaran peremajaan kapal ini masih minim," katanya kepada detikJatim, Jumat (14/7/2023).

ADVERTISEMENT

Menilik besaran anggaran pembangunan Dermaga Ponton di Gilimanuk, Daniel menilai anggaran peruntukannya terlalu kecil. Dari kapasitas ponton menjadi MB merupakan upaya positif untuk mendukung vitalitas penyeberangan, namun kapasitas nya akan terlihat optimal setelah rampung.

"Saya tidak tahu pasti detail bentuk rancangan ponton ke MB ini, tapi menurut saya masih antara layak dan terlalu kecil. Tapi upaya ini cukup baik. Intinya, infrastruktur angkutan laut tidak boleh hanya berhenti di pelabuhan atau dermaga tapi juga armada kapalnya," imbuh Daniel.

Di sisi lain, kemacetan parah yang sempat terjadi selama dua pekan baik di jalur Pantura menuju Ketapang maupun di sisi Gilimanuk, sepatutnya menjadi evaluasi bahwa kapasitas jalan dan kapal harus seiring.

"Penyeberangan gemuk seperti Ketapang-Gilimanuk ini perlu dukungan infrastruktur jalan yang memadai secara kapasitas. Jalannya bisa diperluas dan kapal-kapalnya juga mampu menampung lebih banyak sehingga traffic-nya tidak terlalu padat dan menurunkan resiko keamanan. Operator juga tidak merugi karena perhitungan traffic bisa menghemat biaya," terang Daniel.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Indonesia Ferry ASDP Ira Puspa Dewi meresmikan ground breaking dermaga ponton sisi Gilimanuk yang akan ditingkatkan dari kapasitas 30 ton menjadi 60 ton. Menurut Ira, peningkatan kapasitas ini untuk mengimbangi kepincangan antara pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk.

"Utamanya, ini untuk penguatan kepincangan. Di Ketapang beroperasi 4 pelabuhan dengan kekuatan sama, di sini ada 3," kata Ira saat meresmikan ground breaking Dermaga Ponton di Gilimanuk, Jumat (23/6/2023).

Pembangunan dermaga Ponton ini ditargetkan rampung pada 31 November 2023 mendatang. Dampaknya, dermaga ponton dari sisi Ketapang dan Gilimanuk akan tutup selama 240 hari atau sekitar 8 bulan.




(dpe/iwd)


Hide Ads