Warkop 'Keluarga Setan' alias Warkop Ketan di Jalan Gadung, Wonokromo, Surabaya kerap didatangi pengunjung dari luar kota. Dari bermacam pengunjung yang datang itu pernah ada yang sengaja membakar dupa hingga akhirnya kesurupan.
Pemilik Warkop Ketan Dio Bagus mengakui bahwa dirinya menggandeng sejumlah komunitas sebagai strategi untuk memeriahkan aktivitas di warkop miliknya. Itu dilakukan ketika tim pemasarannya menyadari terjadinya penurunan jumlah pengunjung.
"Pengunjung yang datang tidak hanya dari Surabaya saja. Banyak. Dari Malang, Mojokerto, Purwokerto, Jawa Tengah. Mereka sengaja datang hanya karena penasaran atau mau bikin konten," ujarnya kepada detikJatim, Sabtu (18/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernah juga yang datang ke warkopnya komunitas pecinta mistis. Menurut Dio, aktivitas para pengunjungnya memang bermacam-macam. Dia hanya memastikan bahwa pengunjungnya tidak sampai membawa narkoba atau membuat keributan.
Dalam beberapa kesempatan, Dio menceritakan bahwa ada beberapa pengunjung yang mengaku merasakan aura mistis yang cukup nyata. Bahkan ada di antara mereka yang sampai kerasukan saat ngopi di Warkop Ketan.
![]() |
"Iya. Akhirnya yang datang macam-macam. Ada yang bakar dupa, ada yang sempat kesurupan, orang-orang sensitif kadang-kadang berimajinasi. Pengunjung juga ada yang ngaku merasakan energi mistis," katanya sembari terkekeh.
Dio sendiri merupakan penikmat hal-hal yang mistis. Karena itu juga warkop berkonsep horor yang menjadi gebrakan ketika kafe bertema industrial yang sebelumnya dibuka hampir bangkrut terimbas Pandemi COVID-19.
"Saya mengubah konsep ini saat pandemi menjatuhkan segala usaha. Waktu itu saya dipaksa berpikir, gimana caranya supaya kembali ramai dan berhasil," kata Dio.
Segara saja dirinya membanting setir dari kafe berkonsep industrial menjadi warkop ketan dengan tema horor. Sejumlah properti ditambahkan untuk memunculkan kesan tersebut.
Dia ceritakan juga sejumlah ornamen seperti atap jerami, bangku kayu, dan lain-lainnya merupakan barang sisa dari cafe sebelumnya. Ada juga yang dibeli. Seperti manekin dan lainnya hingga dirinya harus rela merogoh kocek mencapai antara Rp 5-10 juta.
"Sekarang perawatannya paling ganti kain. Maintanance lainnya sih seperti cat, properti horor. Jarang dirawat karena memang sengaja dibikin rusuh," seloroh Dio.
Omzet mencapai Rp 2 juta per hari. Baca di halaman selanjutnya.
Di awal-awal konsep warkop bertema horor itu dijalankan, dia sempat merasakan peningkatan omzet mencapai 7 kali lipat atau rata-rata mencapai Rp 4 juta per hari. Kini dirinya tetap berupaya meningkatkan omzet dengan terus berinovasi.
"Sekarang, omzet paling ramai bisa Rp 2 juta. Paling ramai waktu weekend dan hari libur nasional lain. Sekarang sehari ada 2 segmen, buka jam 08.00 WIB-02.00 WIB. Malam nongkrong, pagi yang kerja sekitaran makan di luar minum di sini," katanya.
Salah satu pengunjung, Faris mengaku sengaja datang ke Warung Ketan Horor. Dia mengaku konsep Warkop Ketan itu unik atau antimainstream, cocok untuk pecinta horor.
Baca juga: 6 Tempat Nongkrong Instagramable di Surabaya |
"Menarik. Biasanya cafe-cafe menjual view sama tatanan yang estetik. Ini malah dibuat seram, malah menarik. Makanan dan minuman juga murah. Enak. Harga angkringan lah," katanya.
Salah satu yang unik dari Warkop Ketan yang merupakan akronim dari Warkop Keluarga Setan ini adalah suasana ngopi yang berbeda. Kalau biasanya orang ngopi sekadar duduk atau lesehan dengan meja kayu yang disiapkan, di warkop ini seakan-akan bisa ngopi di atas kuburan.
![]() |
Sejumlah properti mirip kuburan lengkap dengan kijing dan nisannya memang disiapkan sebagai pengganti meja bagi yang mau ngopi sambil lesehan. Kesannya jadi seperti sedang melakukan ritual tertentu di atas kuburan.
Suasana berbeda itu juga akan menyambut siapa saja pengunjung yang pertama kali datang ke lokasi ini. Seperti tidak sedang tidak berada di Surabaya, detikers akan disambut dengan suasana yang khas pedesaan. Atap jerami, teras bambu, hingga kursi yang terbuat dari kayu.
Dari balik pagar hitam yang mulai usang dengan pintu gerbang yang terbuat dari bambu, terlihat sejumlah kursi dan meja kayu yang terkesan lawas berjajar di antara sejumlah kuburan.
Tengoklah sedikit ke atas di atap gapura yang terbuat dari jerami. Akan terlihat papan nama tempat itu. Tulisannya 'Warkop Ketan'. Tapi jangan kaget dengan sosok yang memegang papan nama kayu itu, ya.
Ada sosok berambut panjang memakai dress putih yang sudah sangat kemerahan memegang papan kayu nama itu. Betul, sosok itu yang biasa dikenal dengan sebutan Kuntilanak.
Suasana horor seperti itu bisa didapatkan saat detikers datang ke Warkop Ketan milik Dio Bagus. Alamatnya di Jalan Gadung 1B, Wonokromo, Surabaya. Sudah ditandai di Google Maps, lokasi warung ini cukup mudah untuk ditemukan.