Para jukir nakal itu memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat dengan menarik biaya parkir melebihi batas tarif yang telah ditentukan. Berdasarkan informasi yang dihimpun, sejumlah jukir juga tidak memberikan karcis parkir kepada para pengunjung.
Hal itu seperti dikeluhkan warga melalui unggahan twitter. Akun @nengbiker mengunggah foto dengan keterangan bahwa dia sempat memarkirkan mobil di Kayutangan ditarik parkir Rp 5 ribu dan tidak diberi karcis.
Mengenai unggahannya tersebut detikJatim telah menghubungi pemilik akun bernama Dwi Nurfajari. Dia sebutkan bahwa peristiwa itu dia alami bukan saat akhir pekan, melainkan di hari kerja, tepatnya pada Senin (12/6) malam.
"Jadi waktu itu saya parkir di depan toko Riang. Baru turun dari mobil langsung diminta 'langsung bayar parkir dulu mas'. Itu jukir nggak pakai rompi hanya pakai hoodie hitam," kata Dwi, Kamis (15/6/2023).
Saat itu suaminya pun mengeluarkan uang Rp 4 ribu karena sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Pemda Kota Malang, tarif parkir termasuk di kawasan Kayutangan hanya Rp 3 ribu.
![]() |
"Suamiku ngasih Rp 4 ribu, harapannya dikembalikan seribu, eh, malah dibilang 'kurang seribu'. Suami nanya, karcisnya mana? Jukir lain yang pakai rompi hijau bilang 'nggak ada mas'," katanya.
Karena takut terjadi keributan dia memutuskan untuk memberikan uang seribu rupiah yang diminta oleh jukir tersebut. Sehingga total biaya parkir yang dia bayar untuk mobilnya Rp 5 ribu.
Sebenarnya, Dwi Nurfajari mengakui sebelum kejadian itu dia mendapatkan keluhan di medsos bahwa selama sepekan terakhir banyak warga yang mengeluhkan biaya parkir yang tidak sesuai tarif normal di Kayutangan.
"Dari situ saya iseng aja buktiin dan ternyata benar," ujarnya.
Dwi berharap jukir nakal ini bisa ditindak dan ditertibkan. Dengan penertiban itu dirinya berharap keberadaan jukir tidak mengganggu kenyamanan di kawasan Kayutangan yang kini telah menjadi salah satu icon wisata favorit di Kota Malang.
"Harapan saya parkirnya ditertibkan lagi. Karcis diberikan sesuai tarif resmi, bagaimanapun juga kawasan kayutangan sekarang jadi icon wisata. Harusnya jadi contoh untuk daerah lainnya," pesannya.
(dpe/iwd)